Tanri Abeng Bisnis Karet di Kutai Barat
09 Oktober 2011
Admin Website
Artikel
4029
BALIKPAPAN--MICOM: Pengusaha nasional Tanri Abeng menilai
Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan provinsi yang melimpah sumber daya
alam terutama migas dan batu bara.
Namun dirinya tak tertarik untuk menanamkan investasi di sektor mineral itu.
Mantan menteri BUMN di era Gus Dur dan Megawati itu justru memilih berinvestasi di sektor perkebunan karet karena dianggapnya memiliki potensi yang baik. Hanya hingga kini belum ada investor yang mau menggarap secara baik.
Saat ini Tanri mengaku tengah mempersiapkan pembangunan pabrik karet di Kabupaten Kutai Barat, Kaltim. Akhir tahun ini diharapkan proses pembangunan pabrik sudah dapat dimulai.
itu diungkapkan Tanri di sela-sela pembukaan Munas perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) di Balikpapan, Jumat malam (7/10).
Masyarakat setempat lebih senang menanam karet dibandingkan tambang batu bara. Bahkan dalam pertemuannya dengan Bupati Kutai Barat Ismail Thomas telah meminta untuk mengembangkan perkebunan karet.
Sejak dua bulan lalu dirinya telah melakukan studi terkait aspek perizinan, pendataan bahan baku, dan peluang untuk mendapatkan lahan inti pembangunan pabrik.
Perusahaannya meminta pemkab memberikan lahan 2.000 hektare untuk pembangunan.
Namun dirinya tak tertarik untuk menanamkan investasi di sektor mineral itu.
Mantan menteri BUMN di era Gus Dur dan Megawati itu justru memilih berinvestasi di sektor perkebunan karet karena dianggapnya memiliki potensi yang baik. Hanya hingga kini belum ada investor yang mau menggarap secara baik.
Saat ini Tanri mengaku tengah mempersiapkan pembangunan pabrik karet di Kabupaten Kutai Barat, Kaltim. Akhir tahun ini diharapkan proses pembangunan pabrik sudah dapat dimulai.
itu diungkapkan Tanri di sela-sela pembukaan Munas perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) di Balikpapan, Jumat malam (7/10).
Masyarakat setempat lebih senang menanam karet dibandingkan tambang batu bara. Bahkan dalam pertemuannya dengan Bupati Kutai Barat Ismail Thomas telah meminta untuk mengembangkan perkebunan karet.
Sejak dua bulan lalu dirinya telah melakukan studi terkait aspek perizinan, pendataan bahan baku, dan peluang untuk mendapatkan lahan inti pembangunan pabrik.
Perusahaannya meminta pemkab memberikan lahan 2.000 hektare untuk pembangunan.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SENIN, 9 OKTOBER 2011