Staf Kecamatan Mentarang Pun Ikut Menanam
14 Juli 2009
Admin Website
Artikel
4702
#img1# Dengan pegawai ikut menanam, terang dia, diharapkan memberikan dampak positif. Bukan hanya menambah luas areal tanam (budidaya) kakao maupun padi adan, tetapi lebih penting lagi mampu menjadi motivasi bagi masyarakat petani untuk lebih semangat lagi mengelola dan mengembangkan lahannya.
"Pegawai yang sudah memiliki penghasilan dengan waktu terbatas saja mau berkebun, apalagi masyarakat petani harusnya lebih semangat serta serius," paparnya.
Kebijakan lain dalam memotivasi petani, yaitu dengan memberikan bonus terhadap petani yang berhasil memenuhi target yang ditentukan pihak kecamatan. Seperti tahun 2007 telah diberikan bonus berupa gerobak terhadap petani yang menghasilkan padi adan sebanyak 500-600 kilogram. Pemberian bonus kembali dilakukan pada musim panen 2008 kemarin dengan nilai lebih besar, berupa mesin potong rumput terhadap petani yang berhasil memperoleh 1 ton padi adan. Bahkan untuk musim panen 2009 ini dijanjikan bonus lebih besar lagi.
"Petani yang mendapatkan padi adan 2 ton nanti kami berikan bonus lebih bagus dari sudah-sudah," ucap Marson, meski belum menyebutkan jenis bonusnya.
Begitu juga bagi petani kakao. Mantan Sekcam Mentarang tersebut menyampaikan bakal memberikan bonus pada petani kakao yang luas areal tanamnya mencapai target, dirawat secara baik dan menghasilkan. Hal ini dilakukan karena program andalan Gerbang Dema Mentarang lebih difokuskan pada kakao dan padi adan serta menargetkan sebagai sentral penghasil kakao dan padi adan di Malinau. Ditambah lagi, Mentarang dulunya juga pernah menjadi daerah penghasil kakao sebelum munculnya penyakit yang menyebabkan hampir semua petani menebang kebunnya untuk diganti komoditi lainnya.
"Saya ingin mengembalikan kejayaan Mentarang sebagai penghasil kakao. Tahun 2011 nanti, diharapkan setiap halaman penduduk dipenuhi kakao yang dijemur tiap musim panen," tandas Marson.
Sekadar diketahui, Mentarang melalui program Gerbang Dema telah dikembangkan sejak 2006 dan rencananya berakhir sampai 2009 ini. Perkebunan kakao dikembangkan pada 10 desa di Mentarang yang kondisi lahannya cocok. yang bibitnya diambilkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dari Jember, Jawa Timur.
Tiap kepala keluarga (KK) mendapatkan jatah seperempat hektare dalam satu tahun atau 1 hektare sampai 2009 dari Gerbang Dema Kecamatan dan 1 hektare lagi dari Gerbang Dema Desa.
Setelah pemberian bibit tersebut, dilanjutkan pengadaan bantuan alat memanen kakao dan saprodi karena tanaman kakao tahun pertama sudah mulai panen "Dari Pemkab melalui Gerbang Dema Kecamatan sudah memberikan bantuan cukup besar, yaitu bibit, terus biaya penanaman hingga perawatan terhadap masyarakat. Untuk itu, bila masih tidak berhasil sangat keterlaluan," terangnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 14 JULI 2009