Indonesia Bisa Manfaatkan Potensi Kelapa Sawit
17 Agustus 2012
Admin Website
Artikel
4974
JAKARTA. Pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo mengatakan Indonesia
seharusnya bisa memanfaatkan potensi kelapa sawit sebagai bahan bakar
minyak (BBM) nabati yang gagal diproduksi Eropa.
"Kegagalan Eropa untuk memproduksi biji bunga matahari menjadi minyak nabati untuk BBM pesawat terbang membuat Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sawit sebagai minyak nabati pengganti," katanya di Jakarta, Senin (13/8).
Terlebih, kata Agus, Indonesia dikenal sebagai negara penghasil terluas, terbesar dan bahkan mendapatkan devisa yang tinggi dari industri kelapa sawit.
Dalam kondisi tersebut, Indonesia bisa memanfaatkan keadaan untuk membuat sawit sebagai BBM nabati yang potensial sehingga bisa mengungguli negara lain.
"Sehingga muncullah tekanan dari luar seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik dari dalam maupun internasional," katanya.
Tekanan LSM itu menyebabkan terjadinya kampanye negatif (black campaign) tentang industri kelapa sawit tanah air.
Selain itu tidak adanya kerja sama yang baik antara regulator, pemerintah dan pelaku industri juga menyebabkan gencarnya kampanye negatif tersebut.
Gencarnya kampanye negatif terhadap produk minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia juga dinilai Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo)menghantam industri sawit nasional.
"Kampanye negatif oleh LSM asing dan dalam negeri menghantam industri kelapa sawit nasional yang pada akhirnya memberatkan petani," kata Sekretaris Jenderal Apkasindo Asmar Arsjad.
Asmar berharap pemerintah segera menerapkan regulasi untuk mendukung industri sawit nasional agar tidak ada lagi tekanan asing seperti itu.
Selain itu, dia berharap perbaikan infrastruktur bisa segera dilakukan demi pengembangan perkebunan kelapa sawit di masa yang akan datang.
DIKUTIP DARI DAILY INVESTOR, SELASA, 14 AGUSTUS 2012
"Kegagalan Eropa untuk memproduksi biji bunga matahari menjadi minyak nabati untuk BBM pesawat terbang membuat Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sawit sebagai minyak nabati pengganti," katanya di Jakarta, Senin (13/8).
Terlebih, kata Agus, Indonesia dikenal sebagai negara penghasil terluas, terbesar dan bahkan mendapatkan devisa yang tinggi dari industri kelapa sawit.
Dalam kondisi tersebut, Indonesia bisa memanfaatkan keadaan untuk membuat sawit sebagai BBM nabati yang potensial sehingga bisa mengungguli negara lain.
"Sehingga muncullah tekanan dari luar seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik dari dalam maupun internasional," katanya.
Tekanan LSM itu menyebabkan terjadinya kampanye negatif (black campaign) tentang industri kelapa sawit tanah air.
Selain itu tidak adanya kerja sama yang baik antara regulator, pemerintah dan pelaku industri juga menyebabkan gencarnya kampanye negatif tersebut.
Gencarnya kampanye negatif terhadap produk minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia juga dinilai Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo)menghantam industri sawit nasional.
"Kampanye negatif oleh LSM asing dan dalam negeri menghantam industri kelapa sawit nasional yang pada akhirnya memberatkan petani," kata Sekretaris Jenderal Apkasindo Asmar Arsjad.
Asmar berharap pemerintah segera menerapkan regulasi untuk mendukung industri sawit nasional agar tidak ada lagi tekanan asing seperti itu.
Selain itu, dia berharap perbaikan infrastruktur bisa segera dilakukan demi pengembangan perkebunan kelapa sawit di masa yang akan datang.
DIKUTIP DARI DAILY INVESTOR, SELASA, 14 AGUSTUS 2012