.JPG)
SAMARINDA. Kaltim masih memiliki cadangan minyak dan gas bumi juga batu bara
guna mendukung ketersediaan energi nasional namun lambat laun pasti
habis sebab tidak dapat diperbarui.
Karenanya, diperlukan upaya-upaya dan inovasi daerah dengan kerjasama
yang sinergis antara pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat untuk
mengembangkan komoditi penghasil energi terbarukan asal tanaman.
Hal tersebut ditegaskan Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak pada
Seminar Nasional Kaltim Sebagai Lumbung Energi Biomassa di Ruang
Serbaguna Ruhui Rahayu Kantor Gubernur, Rabu (28/9).
Menurut dia, Kaltim hingga saat ini masih memiliki keunggulan
kewilayahan yang didukung kawasan potensial untuk pengembangan tanaman
penghasil energi terbarukan. Awang berharap anggota Ikatan Alumni (IKA)
Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda
selaku akademisi mampu memainkan peranan dan mampu menggerakkan
masyarakat dalam pengembangan bioenergi atau biofeul.
"IKA Fahutan optimalkan pemanfaatan lahan-lahan yang terdegradasi
untuk pengembangan bioenergi sebagai energi terbarukan di Kaltim,"
katanya.
Ketersediaan lahan potensial maupun terdegradasi ujarnya, harus
dimanfaatkan organisasi ini dalam pengembangan biomassa atau biofuel
baik tanaman penghasil biodiesel (minyak tumbuhan), biogas (limbah
tanaman) maupun bioetanol (alkohol).
Gubernur berharap IKA Fahutan Unmul membuat perencanaan kegiatan
penanaman jenis-jenis tanaman yang sesuai pada lahan-lahan yang
terdegradasi baik di kawasan hutan maupun lahan penggunaan lain termasuk
areal pasca tambang.
Tanaman yang dapat dijadikan bahan baku penghasil energi diantaranya
cassava (singkong), nyamplung, buah jarak, kemiri dan limbah sawit. "Pokoknya ada 49 jenis tanaman hutan maupun perkebunan dan pertanian
yang dapat dikembangkan dalam mendukung terciptanya bioenergi guna
mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang sebentar lagi akan
habis," ungkapnya.
Seminar dihadiri Tenaga Ahli Menteri Bidang Bioenergi dan Reklamasi
Lahan Pascatambang Kementerian ESDM Profesor Sigit Hardwinarto.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan kerjsama Dinas
Kehutanan (Dishut) Kaltim dengan Ikatan Alumni (IKA) Fakultas
Kehutanan Universitas Mulawarman (Unmul) dalam rangka pemetaan
potensi-potensi biomassa di daerah.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh
Kepala Dinas Kehutanan Kaltim Ir Wahyu Widhi Heranata dan Ketua IKA
Fahutan Unmul Agus Suwandi yang diwakili Ketua Harian Tien Wahyuni
disaksikan Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak.
Wahyu Widhi Heranata mengatakan, kerjasama dilakukan untuk membantu
Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim memetakan potensi-potensi biomassa di
Kaltim. "Meski sudah terpisah dengan Kalimantan Utara (Kaltara), Kaltim
masih memiliki hutan yang luasnya kurang lebih tujuh juta hektare,"
kata Wahyu Widhi.
Setelah kerjasama ini nantinya bisa diperoleh gambaran daerah mana
saja yang memiliki potensi biomassa, sehingga dapat memaksimalkannya
untuk ketersediaan listrik masa depan.
Mengawali kerjasama tersebut digelar Seminar Nasional Kehutanan
Energi Baru dan Terbarukan. Setelah ini diharapkan akan ada kerjasama
dalam program-program lain.
"Kita juga memberi kesempatan kepada IKA Fahutan Unmul untuk
mengelola Tahura Bukit Soeharto yang luasnya kurang lebih 2.000 hektare
sebagai percontohan bagaimana mengelola hutan dengan baik dan Dinas
Kehutanan Kaltim akan melakukan pendampingan," tegasnya. (yans/mar/sul/es/humasprov).
SUMBER : WWW.KALTIMPROV.GO.ID