RI Ngotot Sawit dan Karet Jadi Produk Ramah Lingkungan di KTT APEC 2013
30 September 2013
Admin Website
Berita Nasional
4083
JAKARTA. Indonesia tetap akan menyuarakan 2 produk
utama perkebunan karet dan kelapa sawit menjadi produk ramah lingkungan
di KTT APEC di Nusa Dua, Bali 1-10 Oktober 2013.
"Kita akan kembangin lagi. Kita mau masukin karet sama kelapa sawit. Kita keukeuh banget ini. Tapi jangan kita aja harus inklusif. Siapa pun yang merasa produk agronya itu bisa dianggap ramah lingkungan, monggo, bisa. Ini harus dibahas, dikerangkakan dalam pembahasan di APEC," ungkap Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat berdiskusi dengan media di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Dalam pelaksanaan APEC tahun 2012 lalu di Vladivostok Rusia Indonesia gagal mendaftarkan kedua produk tersebut sebagai produk ramah lingkungan. Hal ini karena belum adanya proses dari EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat. Sehingga peluang Indonesia sangat besar bila dilakukan tahun ini karena sebagai tuan rumah APEC.
"Kedua kalau saya lihat yang penting banget adalah sukses untuk produk-produk agro yang harus dianggap ramah lingkungan. Nah ini kan agak evolusi ini dari pembicaraan sebelumnya," imbuhnya.
Menurut Gita, jika lobi untuk mendaftarkan kedua produk perkebunan ini berhasil, maka tarif bea masuk kedua produk tersebut di negara luar khususnya Eropa dan Amerika tidak akan tinggi. Prancis pernah berencana untuk mengenakan tarif bea masuk hingga 300% untuk produk sawit karena alasan lingkungan.
"Kita menargetkan di 2015 produk-produk agro atau produk-produk yang ramah lingkungan bisa dikenakan tarif yang minimal. Saya rasa dua hal itu akan menjadi titik fokus untuk Indonesia," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, KAMIS, 26 SEPTEMBER 2013
"Kita akan kembangin lagi. Kita mau masukin karet sama kelapa sawit. Kita keukeuh banget ini. Tapi jangan kita aja harus inklusif. Siapa pun yang merasa produk agronya itu bisa dianggap ramah lingkungan, monggo, bisa. Ini harus dibahas, dikerangkakan dalam pembahasan di APEC," ungkap Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat berdiskusi dengan media di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Dalam pelaksanaan APEC tahun 2012 lalu di Vladivostok Rusia Indonesia gagal mendaftarkan kedua produk tersebut sebagai produk ramah lingkungan. Hal ini karena belum adanya proses dari EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat. Sehingga peluang Indonesia sangat besar bila dilakukan tahun ini karena sebagai tuan rumah APEC.
"Kedua kalau saya lihat yang penting banget adalah sukses untuk produk-produk agro yang harus dianggap ramah lingkungan. Nah ini kan agak evolusi ini dari pembicaraan sebelumnya," imbuhnya.
Menurut Gita, jika lobi untuk mendaftarkan kedua produk perkebunan ini berhasil, maka tarif bea masuk kedua produk tersebut di negara luar khususnya Eropa dan Amerika tidak akan tinggi. Prancis pernah berencana untuk mengenakan tarif bea masuk hingga 300% untuk produk sawit karena alasan lingkungan.
"Kita menargetkan di 2015 produk-produk agro atau produk-produk yang ramah lingkungan bisa dikenakan tarif yang minimal. Saya rasa dua hal itu akan menjadi titik fokus untuk Indonesia," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, KAMIS, 26 SEPTEMBER 2013