SAMARINDA. Lada Malonan 1 merupakan varietas
unggul nasional asal Kaltim yang telah dilepas untuk benih unggul tanaman lada
di Indonesia.
Dalam upaya memberikan nilai tambah dan daya saing serta keuntungan kepada para
stakeholder yang terlibat, baru – baru ini Dinas Perkebunan Kaltim melaksanakan
Pertemuan Kemitraan Usaha Indikasi Geografis Tanaman Lada di Kecamatan Loa
Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, diwakili Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran
Hasil, H. Yus Alwi Rahman mengatakan beberapa tahun terakhir, pengembangan luas
areal lada rakyat kembali diintensifkan, hal ini karenanya adanya informasi
harga yang lebih baik dan peluang pasar dunia.
Adapun tujuan dari kegiatan ini, lanjut Yus Alwi, adalah untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang indikasi geografis kepada masyarakat, petani
/ produsen lada, pelaku usaha dan pemerintah, sehingga tersusunnya buku
persyaratan guna pengajuan Indikasi Geografis Malonan 1 pada Direktorat
Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
RI..
"Dengan indikasi geografis, lada Malonan 1 akan mendapatkan sertifikasi berupa
label nama dan proteksi berupa hak paten dagang dan terdaftar di dalam buku
indikasi geografis sehingga produk lada Malonan 1 bisa dikenal di tingkat
nasional maupun internasional", ungkap Yus Alwi.
Malonan 1 memiliki beberapa keunggulan, diantaranya, Malonan 1 mengandung
minyak atsiri sebesar 2,35 persen, oleoserin 11,23 persen dan piperin 3,82
persen atau lebih tinggi dari oleoserin dan piperin lada putih varietas
Petaling 1 yang hanya 10,66 persen dan 3,03 persen.
Termasuk lada enteng dengan kandungan minyak atsiri 2,90 persen, piperin
3,96 persen, dan oleserin 12,59 persen.
Sedangkan lada hitam Kaltim memiliki kandungan minyak atsiri 2,61 persen,
oleoserin 15,60 persen dan piperin 3,18 persen atau lebih tinggi dari oleoserin
dan piperin lada hitam varietas Natar 1 (11,29 persen dan 2,35 persen).
Selain itu, Malonan 1 memiliki toleran terhadap penyakit busuk pangkal batang
dan mampu berproduksi sepanjang tahun dengan rata-rata produksi 2,17 ton per
hektar per tahun.
"Melalui kegiatan ini, kiranya upaya ini dapat disambut secara positif oleh
seluruh stakeholder yang terlibat dalam pengembangan lada sehingga memberikan
dampak yang mampu menggairahkan kembali kejayaan lada di Kaltim," harap Yus
Alwi lagi.
Sosialisasi diikuti sebanyak 150 orang perserta yang terdiri dari Dinas
Perkebunan Kukar, asosiasi, petani, kelompok tani dan pelaku usaha yang
terlibat dalam pengembangan lada. Hadir sebagai narasumber Bapak Ir. Rudarmoni,
MP dari Universitas Mulawarman dan Bapak Santun Maspari Siregar, SH, MH dari
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Kaltim. (rey/disbun)
SUMBER :: BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL