TENGGARONG - Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani
Nelayan Andalan (KTNA) merupakan ajang pertemuan para petani dan
nelayan yang digagas tokoh tani nelayan sejak tahun 1971. Untuk itu,
Penas XIII yang akan berlangsung di Kutai Kartanegara (Kukar) pada 18
hingga 23 Juni, merupakan kelanjutan hasil keputusan Penas XII/2007
sebagai wahana bagi para petani nelayan seluruh Indonesia.
Agendanya meliputi konsolidasi antarpetani dan nelayan, pengembangan
diri, tukar menukar informasi, apresiasi, kemitraan dan promosi hasil
pertanian, hingga membahas potensi perikanan dan kehutanan yang dari
tiap daerah se-Indonesia.
"Melalui Penas di Kutai Kartanegara ini, kita bisa saling mengisi dalam
upaya memperkuat kepemimpinan agribisnis di tingkat petani nelayan. Ini
sekaligus mengawali pemerintahan yang baru pilihan petani nelayan
seluruh Indonesia yang diharapkan mampu mengubah petani nelayan menjadi
lebih bergairah terhadap pembangunan pertanian umumnya dan pengaruh
usaha agribisnis," kata Ketua Umum KTNA Nasional Winarno Tohir dalam
rapat pleno Penas XIII yang dihadiri Ketua Pelaksana Penas Kabupaten
Kukar HAPM Haryanto Bachroel di Auditorium Gedung F Kementerian
Pertanian Jl. Harsono RM Nomor 3 Ragunan, Jakarta Selatan, belum lama
ini.
Dikatakan dia, kehadiran tokoh petani, kontak tani nelayan yang
berhasil, merupakan kesempatan berharga untuk dimanfaatkan
sebaik-baiknya dalam rangka menggerakkan kepemimpinan agribisnis dan
kemitraan di tingkat petani-nelayan.
"Kehadiran petani-nelayan pada Penas di Kukar, diharapkan dapat memberi
motivasi kepada petani nelayan lainnya untuk saling berinteraksi dan
bersinergis dalam memanfaatkan sumber daya alam pertanian yang tersedia
di daerah masing-masing, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
terkait perbaikan mutu produksi pertanian dan peningkatan pendapatannya
yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga petani
nelayan," tuturnya.
Masih kata Winarno, tujuan umum pelaksanaan Penas adalah untuk
meningkatkan motivasi dan kegaiarahan petani nelayan dan masyarakat
pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang
berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang
saling menguntungkan.
Sedangkan tujuan khususnya, meliputi meningkatnya kepemimpinan dan
kemandirian kontak tani nelayan selaku pelaku utama sistem dan usaha
agribisnis, terjalinnya kemitraan usaha dan informasi agrobisnis antara
peserta dengan para pengusaha di bidang agribisnis. Meningkatnya jiwa
wirausaha dan kesadaran terhadap lingkungan serta keakraban bagi
peserta dan meningkatnya apresiasi para peserta dan masyarakat pelaku
agribisnis untuk memacu prestasi dalam pembangunan pertanian dan
pedesaan.
"Dari bumi Kutai Kartanegara kita tingkatkan peran kontak tani nelayan
melalui penguatan kelembagaan petani-nelayan untuk meningkatkan
pendapatan petani nelayan Indonesia," katanya.
Diketahui, berdasarkan hasil Rembuk Madya Kelompok KTNA Nasional 2010
di Kukar telah disepakati jumlah peserta utama, peninjau dan pendamping
sebanyak 30 ribu orang dengan komposisi, peserta utama 90 persen,
peninjau 5 persen, dan pendamping 5 persen.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 20 JANUARI 2011