Pemprov Dukung Pendirian Pabrik Pengolahan Karet
SAMARINDA.
Pemprov Kaltim sangat mendukung dibangunnya pabrik crumb rubber milik PT
Multi Kusuma Cemerlang (MKC) di Handil Bhakti, Kecamatan Palaran, Samarinda.
Pabrik berkapasitas 40.000 ton/tahun itu bernilai investasi Rp 1 triliun.
Dipastikan, pabrik ini akan berdampak positif bagi Samarinda khususnya, dan
Kaltim pada umumnya.
"Dampak
kehadiran pabrik ini sangat luar biasa. Antara lain menciptakan lapangan
kerja mencapai 3.800 orang dengan prioritas tenaga kerja warga setempat,"
kata Gubernur Awang Faroek, Senin (11/12) kemarin.
Operasional
pabrik ini juga akan mendorong peningkatan kesejahteraan petani karet karena 60
persen bahan baku berasal dari produksi karet petani. Di masa depan ini
akan menjadi andalan penerimaan bagi daerah dan mendorong pertumbuhan
perekonomian masyarakat.
Awang Faroek
berharap kehadiran pabrik ini dapat menggerakkan kembali industri bidang
kehutanan di Kaltim, baik komoditas hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan
kayu yang pernah berjaya di era tahun 70an atau dikenal dengan istilah
"banjir kap" yang merupakan penyumbang devisa terbesar pada
saat itu.
Investasi
ini, lanjut Awang Faroek merupakan bentuk dukungan atas kebijakan program
pembangunan Pemprov Kaltim yaitu transformasi ekonomi yang selama ini
mengandalkan sumber daya alam yang tidak terbaharukan seperti minyak, gas
bumi dan batu bara menuju kepada sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
"Selain
itu pembangunan pabrik ini juga sejalan dengan kebijakan Pemprov Kaltim,
yaitu melakukan hilirisasi industri. Jika selama ini produk–produk yang
diekspor masih berupa bahan mentah, ke depan produk yang diekspor,
minimal 70 persen harus sudah menjadi produk yang telah diolah.
Hilirisasi industri diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah komoditas
yang diperdagangkan," beber Awang.
Gubernur
Awang Faroek juga mengimbau dan mengharapkan ke depan agar investor membangun
pabrik pengolahan di Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung serta Kawasan
Industri Maloy yang terintergrasi dengan Pelabuhan Internasional Maloy dan
jalur kereta api di Kutai Timur.
"Akan
banyak keuntungan dan kemudahan jika investor menanamkan modal mereka di
kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus," kata Awang mencoba
meyakinkan. (yans/disbun)
SUMBER : SEKRETARIAT