JAKARTA. Meski tahun 2012 industri kelapa sawit nasional terpuruk akibat
harga global, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai
di tahun 2013 industri kelapa sawit di Indonesia masih menjanjikan.
Alasannya karena permintaan minyak nabati pasti akan terus meningkat di
tahun ini. Tapi hal tersebut juga harus dibarengi usaha pemerintah
untuk menyelesaikan masalah industri kelapa sawit di Indonesia
"Menurut para ahli, di tahun ini ada tambahan permintaan 4 juta ton
minyak nabati. Ini peluang untuk kita manfaatkan," kata Joko Supriyono,
Sekretaris Jenderal Gapki saat jumpa pers awal tahun di kantornya,
Jakarta, Selasa (8/1).
Joko mengatakan peluang tersebut bisa
direbut Indonesia asal pemerintah menyelesaikan pekerjaan rumah yang
harus di tuntaskan. Berikut 4 harapan para pengusaha kelapa sawit
tersebut di tahun ini.
- Review atas regulasi pajak ekspor CPO (Crude Palm Oil)
Joko mengatakan tuntutan tersebut untuk mengantisipasi kebijakan
pemerintahan Malaysia yang merevisi pajak ekspor CPO di negaranya per
Januari 2013.
Dia bilang saat ini pajak ekspor CPO Malaysia
sebesar 4,5% - 8% dan Indonesia mengenakan pajak ekspor CPO sebesar 7,5%
- 22,5%. "Ini harus dicermati karena dikhawatirkan daya saing kita
kalah dengan Malaysia," kata Joko.
- Penyelesaian tata ruang
Joko menjelaskan kepastian hukum tentang tata ruang mutlak dibutuhkan
agar rencana usaha dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan.
"Saat ini banyak wilayah yang abu-abu. Ini membingungkan," kata Joko.
Dia bilang jika masalah tata ruang selesai pengusaha tahu lahan mana
yang dapat diekspansi untuk kebun kelapa sawit dan mana yang tidak
boleh.
- Tidak memperpanjang moratorium izin hutan baru primerÂ
Joko menilai usaha pemerintah untuk mengurangi deforestasi dengan
moratorium tidak tepat. Moratorium juga mengganggu ekspansi lahan kebun
kelapa sawit di Indonesia. "Untuk solusi kedua masalah ini ya
berdasarkan tata ruang," ujarnya.
- Mendorong konsumsi domestik dengan implementasi bahan bakar nabati
Joko menilai produksi kelapa sawit dan turunannya Indonesia tahun 2013
akan naik menjadi 28 juta ton. Jika pasar global masih lesu seperti
tahun lalu pemerintah harus menyiapkan pasar domestik agar dapat
menyerap produksi tersebut.
"Pengembangan industri hilir sawit
yang sangat potensial dan bisa diserap oleh pasar domestik adalah produk
biodiesel," kata Joko.
DIKUTIP DARI KONTAN, SELASA, 8 JANUARI 2013