Ini 4 Harapan Pengusaha Sawit di Tahun Ini
09 Januari 2013
Admin Website
Artikel
4829
JAKARTA. Meski tahun 2012 industri kelapa sawit nasional terpuruk akibat
harga global, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menilai
di tahun 2013 industri kelapa sawit di Indonesia masih menjanjikan.
Alasannya karena permintaan minyak nabati pasti akan terus meningkat di tahun ini. Tapi hal tersebut juga harus dibarengi usaha pemerintah untuk menyelesaikan masalah industri kelapa sawit di Indonesia
"Menurut para ahli, di tahun ini ada tambahan permintaan 4 juta ton minyak nabati. Ini peluang untuk kita manfaatkan," kata Joko Supriyono, Sekretaris Jenderal Gapki saat jumpa pers awal tahun di kantornya, Jakarta, Selasa (8/1).
Joko mengatakan peluang tersebut bisa direbut Indonesia asal pemerintah menyelesaikan pekerjaan rumah yang harus di tuntaskan. Berikut 4 harapan para pengusaha kelapa sawit tersebut di tahun ini.
- Review atas regulasi pajak ekspor CPO (Crude Palm Oil)
Joko mengatakan tuntutan tersebut untuk mengantisipasi kebijakan pemerintahan Malaysia yang merevisi pajak ekspor CPO di negaranya per Januari 2013.
Dia bilang saat ini pajak ekspor CPO Malaysia sebesar 4,5% - 8% dan Indonesia mengenakan pajak ekspor CPO sebesar 7,5% - 22,5%. "Ini harus dicermati karena dikhawatirkan daya saing kita kalah dengan Malaysia," kata Joko.
- Penyelesaian tata ruang
Joko menjelaskan kepastian hukum tentang tata ruang mutlak dibutuhkan agar rencana usaha dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan.
"Saat ini banyak wilayah yang abu-abu. Ini membingungkan," kata Joko. Dia bilang jika masalah tata ruang selesai pengusaha tahu lahan mana yang dapat diekspansi untuk kebun kelapa sawit dan mana yang tidak boleh.
- Tidak memperpanjang moratorium izin hutan baru primerÂ
Joko menilai usaha pemerintah untuk mengurangi deforestasi dengan moratorium tidak tepat. Moratorium juga mengganggu ekspansi lahan kebun kelapa sawit di Indonesia. "Untuk solusi kedua masalah ini ya berdasarkan tata ruang," ujarnya.
- Mendorong konsumsi domestik dengan implementasi bahan bakar nabati
Joko menilai produksi kelapa sawit dan turunannya Indonesia tahun 2013 akan naik menjadi 28 juta ton. Jika pasar global masih lesu seperti tahun lalu pemerintah harus menyiapkan pasar domestik agar dapat menyerap produksi tersebut.
"Pengembangan industri hilir sawit yang sangat potensial dan bisa diserap oleh pasar domestik adalah produk biodiesel," kata Joko.
DIKUTIP DARI KONTAN, SELASA, 8 JANUARI 2013
Alasannya karena permintaan minyak nabati pasti akan terus meningkat di tahun ini. Tapi hal tersebut juga harus dibarengi usaha pemerintah untuk menyelesaikan masalah industri kelapa sawit di Indonesia
"Menurut para ahli, di tahun ini ada tambahan permintaan 4 juta ton minyak nabati. Ini peluang untuk kita manfaatkan," kata Joko Supriyono, Sekretaris Jenderal Gapki saat jumpa pers awal tahun di kantornya, Jakarta, Selasa (8/1).
Joko mengatakan peluang tersebut bisa direbut Indonesia asal pemerintah menyelesaikan pekerjaan rumah yang harus di tuntaskan. Berikut 4 harapan para pengusaha kelapa sawit tersebut di tahun ini.
- Review atas regulasi pajak ekspor CPO (Crude Palm Oil)
Joko mengatakan tuntutan tersebut untuk mengantisipasi kebijakan pemerintahan Malaysia yang merevisi pajak ekspor CPO di negaranya per Januari 2013.
Dia bilang saat ini pajak ekspor CPO Malaysia sebesar 4,5% - 8% dan Indonesia mengenakan pajak ekspor CPO sebesar 7,5% - 22,5%. "Ini harus dicermati karena dikhawatirkan daya saing kita kalah dengan Malaysia," kata Joko.
- Penyelesaian tata ruang
Joko menjelaskan kepastian hukum tentang tata ruang mutlak dibutuhkan agar rencana usaha dapat dilakukan dengan baik dan berkelanjutan.
"Saat ini banyak wilayah yang abu-abu. Ini membingungkan," kata Joko. Dia bilang jika masalah tata ruang selesai pengusaha tahu lahan mana yang dapat diekspansi untuk kebun kelapa sawit dan mana yang tidak boleh.
- Tidak memperpanjang moratorium izin hutan baru primerÂ
Joko menilai usaha pemerintah untuk mengurangi deforestasi dengan moratorium tidak tepat. Moratorium juga mengganggu ekspansi lahan kebun kelapa sawit di Indonesia. "Untuk solusi kedua masalah ini ya berdasarkan tata ruang," ujarnya.
- Mendorong konsumsi domestik dengan implementasi bahan bakar nabati
Joko menilai produksi kelapa sawit dan turunannya Indonesia tahun 2013 akan naik menjadi 28 juta ton. Jika pasar global masih lesu seperti tahun lalu pemerintah harus menyiapkan pasar domestik agar dapat menyerap produksi tersebut.
"Pengembangan industri hilir sawit yang sangat potensial dan bisa diserap oleh pasar domestik adalah produk biodiesel," kata Joko.
DIKUTIP DARI KONTAN, SELASA, 8 JANUARI 2013