
PENAJAM. Staf Ahli Bupati Penajam Paser Utara Ir
Manahara Simanjuntak membuka rapat koordinasi (rakor) penetapan harga
pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk periode Oktober
2013, di lantai 3 kantor bupati, Jumat (27/9) kemarin.
Dalam acara yang dihadiri seluruh perusahaan perkebunan dan asosiasi
kelapa sawit se-Kaltim itu, Manahara mengatakan, selain bisa memberikan
dampak pada peningkatan kesejahteraan pelaku perkebunan sawit, rapat
ini dapat menambah kebersamaan. Apalagi penetapan harga TBS kelapa sawit
ini, bermaksud memberikan perlindungan harga, agar diperoleh harga
wajar. Hanya saja, berapa harga yang disepakati, masih dalam pembahasan.
Lebih dari itu, untuk menghindari persaingan tidak sehat di antara pabrik kelapa sawit (PKS).
"Diharapkan kepada semua pihak, agar mengedepankan dialog dalam
menyelesaikan masalah demi terciptanya kondisi aman bagi semua,
pemerintah, perusahaan dan karyawan," kata Manahara.
Di Penajam Paser Utara, sebagian besar penduduknya berusaha di bidang
pertanian, perkebunan, hortikultura, perikanan dan peternakan.
Perkebunan kelapa sawit sendiri memberikan kontribusi besar terhadap
perkembangan dan pertumbuhan usaha dan perekonomian, karena dapat
menimbulkan dampak yang cukup besar.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan PPU Iskandar Hamala mengatakan,
di PPU kebun kelapa sawit mencapai 50.025,9 hektare, terdiri dari 31.858
ha kebun inti perkebunan besar swasta, 1.508,9 ha kebun plasma dan
16.659 ha kebuan sawit rakyat, didukung 12 perusahaan swasta perkebunan
aktif, 2 unit pabrik minyak sawit milik PT WKP di Kecamatan Waru dengan
kapasitas 60 ton TBS per jam, dan milik PT Sumber Bunga Sawit Lestari
di Kecamatan Babulu kapasitas 45 ton TBS per jam.
Sementara Plt Kadis Perkebunan Kaltim disampaikan M Yusuf mengatakan,
skala nasional luas perkebunan sawit mencapai lebih 9 juta hektare dan
di Kaltim ada 1,07 juta hektare, atau 10 persen dari jumlah nasional.
Salah satu persoalan yang masih dirasakan oleh perusahaan karena adanya
tumpang tindih lahan, yang mengakibatkan kurangnya produksi.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SABTU, 28 SEPTEMBER 2013