(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

RI Produsen Kakao Ke-3 Terbesar, tetapi Dicibir Dunia

24 Desember 2011 Admin Website Artikel 4374

JAKARTA. Indonesia tercatat sebagai produsen ketiga terbesar di dunia untuk komoditas kakao. Namun, hal ini tidak dibarengi dengan baiknya kualitas kakao, yang berdampak pada dicibirnya kakao asal Indonesia di pentas dunia.

"Indonesia adalah produsen kakao nomor tiga di dunia, dalam hal kuantitas. Tapi dalam hal kualitas, kita nomor tiga dari bawah, bahkan tidak ada nomornya. Bahkan kita kalah dengan Papua Niugini dari segi kualitas," kata Sutanto Abdullah dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember dalam Konferensi Pers Peluncuran 500 Standar Nasional Indonesia (SNI) di Kantor Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta, Kamis (22/12/2011).

Untuk diketahui, produksi biji kakao tahun ini diprediksi turun sekitar 30 persen dibandingkan pada 2010, atau dari 575.000 ton menjadi 420.000 ton. Sementara itu, kapasitas produksi kakao olahan pada tahun ini adalah 600.000 ton, dengan produksi biji kakao sebanyak 420.000 ton.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa sebetulnya sudah ada standar SNI mengenai kakao sebagai tolok ukur membuat produksi berkualitas terbaik. Paling tidak, SNI yang sudah diterbitkan adalah mengenai biji kakao dan bubuk kakao. Selanjutnya akan segera ada SNI mengenai lemak kakao.

Keengganan pelaku industri Kakao dalam menerapkan SNI dinilainya menjadi kata kunci sehingga kakao Indonesia masih belum dapat berbicara banyak dan bersaing dengan negara lain di dunia.

Namun, ia juga melihat bahwa persoalan terdapat pada standar yang sudah ada tersebut, seperti untuk biji kakao masih belum menjadi SNI wajib. "Kami, di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, sudah mencoba untuk mendorong bagaimana SNI ini untuk biji kakao ini diterapkan secara wajib. Masih banyak pihak yang mungkin tidak setuju, bagaimana nanti begini dan nanti kalau sudah masuk SNI mau dikemanakan, dan segala macam," ungkapnya.

DIKUTIP DARI KOMPAS, JUMAT, 23 DESEMBER 2011

Artikel Terkait