SAMARINDA. Perkembangan harga karet yang terus membaik dalam beberapa
tahun terakhir menarik minat masyarakat beralih untuk mengembangkan
perkebunan karet. Sepanjang 2009 hingga 2010 terjadi peningkatan luas
areal lahan perkebunan karet yang mencapai 2.333 hektare.
"Potensi perkebunan karet memang cukup menjanjikan. Pemprov akan terus
mendorong pengembangan salah satu komoditas unggulan Kaltim ini," kata
Asisten Ekonomi Pembangunan Sekprov Kaltim yang juga Plh Kepala Dinas
Perkebunan Kaltim, HM Sa'bani, Selasa (2/8).
Pada 2009 lalu, luas lahan karet di seluruh kabupaten/kota Kaltim adalah
68.634 hektare dan pada 2010 luasnya meningkat hingga 70.967 hektare.
Dari jumlah tersebut tanaman yang sudah menghasilkan 33.914 hektare dan
tanaman belum menghasilkan seluas 29.143 hektare dan tanaman yang sudah
berusia tua sekitar 5.578 hektare.
Produksi karet yang dihasilkan dari kelompok tanaman produktif pada
2010 berjumlah 43.468 ton.
Angka tertinggi produksi karet tersebut
berada di Kabupaten Kutai Barat dengan total produksi 31.604 ton.
Kabupaten ini memiliki luas lahan yang sudah menghasilkan yakni 22.181
hektare.
Kutai Barat menjadi kontributor karet terbesar di Kaltim setelah
hampir semua desa di kabupaten tersebut masyarakatkanya aktif berkebun
karet. Ini berbeda dengan Nunukan dan Tarakan yang sama sekali tidak
melakukan pengembangan komoditas unggulan Kaltim tersebut.
HM Sa'bani menambahkan beberapa daerah yang sudah melakukan penanaman
pohon karet, tidak seluruhnya bisa melakukan panen. Pasalnya, usia tanam
bibit karet hingga bisa dipanen, setidaknya harus berusia antara 5
hingga 6 tahun.
Daerah-daerah itu antaralain Bulungan dan Malinau. Bulungan telah
menanam 146 hektare dan Malinau telah mengembangkan 716 hektare,
semuanya masih masuk dalam kategori tanaman belum menghasilkan. Khusus
dari perkebunan karet ini tenaga kerja yang terserap dilaporkan mencapai
47.292 orang.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM