(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Minyak Kelapa Sawit Merah Prospektif

17 Maret 2011 Admin Website Artikel 12501

JAKARTA, KOMPAS.com -  Riset perkelapasawitan yang semakin maju menemukan prospek bisnis baru sektor kesehatan dari produksi minyak goreng sawit merah yang mengandung vitamin A dan E. Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit mentah (CPO) terbesar dunia berpeluang menghasilkan produk minyak nabati baru yang sehat.

Demikian siaran pers peluncuran kerja sama program sosial Eka Tjipta Foundation (ETF), milik kelompok usaha Sinar Mas, yang diterima di Jakarta, Kamis (17/3). Acara ini dihadiri Ketua Umum ETF G. Sulistiyanto, Direktur Utama PT SMART Tbk Daud Dharsono, dan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Sam Herodian.

Sedikitnya 10 juta anak dan jutaan penduduk miskin di Indonesia masih kekurangan Vitamin A, yang bermanfaat bagi mata dan menjaga regenerasi sel, imunitas, dan menurunkan risiko penyakit kanker dan lupus.

Untuk tahap awal, IPB akan menjalankan program pemberian vitamin A bagi masyarakat miskin di Bogor barat, Jawa Barat, yang terkandung dalam minyak goreng merah produksi PT SMART Tbk. Hal ini merupakan bagian dari sosialisasi manfaat minyak goreng merah dari kelapa sawit.

Kelapa sawit merupakan penghasil karotenoid tertinggi di dunia. Minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) olahan tahap pertama berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten provitamin A sebanyak 600-1000 mg per kg atau ppm.

Karotenoid yang terdapat dalam minyak sawit merupakan provitamin A yang sangat mudah diserap oleh sel mukosa saluran pencernaan manusia lalu diubah menjadi vitamin A atau retinol dengan potensi konversi sebesar 98%. Potensi ini menjadikan minyak sawit merah sebagai sumber vitamin A yang jauh lebih efektif dan murah dibandingkan sumber vitamin A lainnya.

Selama ini proses pengolahan CPO menjadi minyak sawit goreng meliputi penghancuran provitamin A secara besar-besaran untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau berwarna agak kuning. Proses pengolahan ini, yang disebut sebagai pemurnian, juga merusak vitamin E yang juga terkandung dalam CPO.

Jika produksi CPO di Indonesia mencapai minimal 16 juta ton per tahun, sementara kandungan karotenoid provitamin A sebesar 550 ppm, maka jumlah provitamin A yang hancur sedikitnya 7.700 ton per tahun.

Vitamin A sebanyak itu dapat memenuhi kebutuhan sedikitnya 30 miliar orang per tahun dengan perhitungan rata-rata kebutuhan per orang sebesar 700 mcg retinol ekivalen per hari. 

DIKUTIP DARI KOMPAS, KAMIS, 17 MARET 2011

Artikel Terkait