SAMARINDA.
Dalam upaya penyediaan benih kelapa sawit unggul bermutu terutama dalam
mendukung pencapaian produksi yang optimal, maka strategi yang harus dilakukan
adalah mengoptimalkan pemanfaatan pola kemitraan usaha.
"Optimalisasi kemitraan usaha sangat perlu antara penghasil varietas sawit dan
kelompok penangkar (waralaba benih) serta asosiasi petani sawit di daerah,"
kata Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Hj Etnawati Usman pada pertemuan kelompok
penangkar dan penguatan modal usaha kelompok (PMUK) di Samarinda, Rabu (17/9).
Hal ini lanjut Etnawati sangat penting serta strategis khususnya dalam upaya
bersama mengantisipasi beredarnya benih sawit palsu. Selama ini terjadi karena
kurangnya koordinasi dan informasi tentang bahan tanaman yang baik, benar dan
bermutu.
Dia menjelaskan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditi ekspor
Kaltim bahkan Indonesia. "Tanaman ini sudah dikembangkan secara meluas di
Kaltim baik perusahaan besar swasta, perusahaan besar negara maupun kelompok
tani danmasyarakat," ujar Etna.
Sejalan dengan ditetapkannya sektor pertanian sebagai program prioritas
pembangunan daerah. Maka, instansi terkait di subsektor perkebunan terus memacu
dan memotivasi pengembangan komoditi sawit di daerah.
Pengembangan sejuta hektar kelapa sawit tahap kedua di Kaltim saat ini sangat
memungkinkan kebutuhan akan benih kelapa sawit semakin meningkat sementara
ketersediaan benih ataupun bibit tidak tercukupi.
Etnawati tidak memungkiri saat ini sering ditemukan beredarnya benih palsu
kelapa sawit atau benih yang tidak jelas asal usulnya (illigitim). "Hal ini
terjadi akibat kurang informasi juga terbatasnya benih kelapa sawit unggul
bermutu," ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Produksi Sukardi mengemukakan pertemuan bertujuan
untuk memberikan jaminan mutu sekaligus terpenuhinya kebutuhan ketersediaan
benih kelapa sawit secara enam tepat (varietas, jumlah, mutu, harga, waktu dan
lokasi pengembangan).
Selain itu, berkurangnya pemakaian bahan tanaman kelapa sawit yang tidak
bermutu dan tidak bersertifikat (illigitim). "Meningkatkan kemandirian dan
kerjasama kelompok, tumbuh berkembang lembaga keuangan agribisnis dan
kelembagaan ekonomi pedesaan," ujar Sukardi.(yans/adv)
SUMBER : BIDANG PRODUKSI