RI Nomor 1, Kaltim Sumbang Produksi CPO 1 Juta Ton
16 April 2008
Admin Website
Artikel
4393
"Dari data sebelumnya di tahun 2007, sepertinya Indonesia telah mengalahkan kami dalam hal produksi," ujar Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Peter Chin seperti dikutip dari AFP, Senin (14/4).
#img1# Sementara itu, pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur yang dimulai pada tahun 1982 melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola oleh PTP VI, sampai tahun 2007 luas areal kelapa sawit baru mencapai 265.654,5 hektar.
Jumlah tersebut terdiri dari 57.661 hektar sebagai tanaman plasma / rakyat, 13.551 hektar milik BUMN sebagai inti dan 194.442,50 hektar milik Perkebunan Besar Swasta. Produksi TBS (Tandan Buah Segar) sebesar 1.059.629 ton.
Dari sejumlah perusahaan perkebunan besar swasta yang telah memperoleh izin pencadangan (izin lokasi) sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang luas baru sekitar 42 perusahaan.
Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di Kabupaten Pasir, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Berau, dan Nunukan.
Malaysia Eksportir
#img2# Menurut Chin, Malaysia masih tetap menjadi eksportir CPO terbesar. Namun Indonesia sudah sangat mendekati posisi Malaysia dan kemungkinan akan menggesernya di tahun 2008. "Kami tidak berpikir untuk terus menerus menjadi nomor satu," ujarnya disela-sela konferensi produksi CPI di negara bagian Sabah.
Chin menilai perkembangan industri CPO di Indonesia sedemikian pesat. Malaysia pun bisa menerima berbagai kemajuan yang dicapai negara tetangganya itu. "Sekarang Indonesia sudah sangat kuat, kita mengenal mereka memiliki tanah yang lebih luas, lebih banyak bangunan sehingga secara logika mereka adalah produsen sekaligus eksportir terbesar. Kami dapat menerimanya," imbuh Chin.
Malaysia kini memroduksi 15,82 juta ton CPO pada tahun 2007, dengan pendapatan ekspor mencapai 14,1 miliar dolar AS. Lahan CPO di Malaysia mencapai 1,2 juta hektar, dari total lahan yang diperuntukkan bagi sektor perkebunan seluas 4,2 juta hektar. Sementara Indonesia memiliki lahan kebun CPO seluas 5,15 hektar, dengan produksi CPO mencapai 17 juta ton pada tahun 2007.
Indonesia dan Malaysia kini menguasai 85% produksi CPO dunia. Kedua negara itu kini sedang menikmati booming pendapatan dari meroketnya harga CPO dunia. Chin mengatakan, dengan terbatasnya ekspansi lahan CPO di Malaysia, maka produksi akan difokuskan untuk meningkatkan hasil dari kebun yang sudah ada. Caranya adalah dengan melakukan efisiensi dan menggunakan bibit yang lebih baik.
DIKUTIP DARI TRIBUN KALTIM, SELASA, 15 MARET 2008