Gara-gara BK, ekspor biji kakao melorot
JAKARTA. Ekspor biji kakao pada kuartal pertama tahun ini turun 42%, dari 69.000 ton menjadi hanya 40.000 ton. Masih tingginya intensitas hujan dan pengenaan bea keluar (BK) kakao dituding menjadi penyebab.
Firman Bakrie, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) mengatakan, intensitas hujan telah membuat panen raya kakao yang seharusnya jatuh Maret lalu mundur. "Masa panen raya mundur hingga Mei depan," katanya, Senin (23/4).
Penurunan produksi juga dikarenakan makin banyaknya petani kakao yang mengalihfungsikan lahan menjadi komoditas lain. Hal itu, menurut Firman, disebabkan penerapan BK yang membuat beban bertambah.
Untuk kuartal II tahun ini, walau sudah masuk musim panen raya, namun
Firman pesimistis produksi akan meningkat tinggi. "Hanya 49.000 ton,"
katanya. Namun begitu, dia menyebut harga kakao di dalam negeri relatif
stabil rata-rata Rp 16.800 per kg, sedangkan di pasar internasional
turun 4,3% menjadi US$ 2.200 per ton.
DIKUTIP DARI KONTAN, SELASA, 24 APRIL 2012