(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Agroindustri Mampu Sejahterakan Rakyat

17 September 2014 Admin Website Berita Daerah 4659
Agroindustri Mampu Sejahterakan Rakyat
SAMARINDA. Pemerintah Provinsi Kaltim wajib terus berupaya mengembangkan sektor agroindustri, untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang selama ini dimanjakan aktivitas tambang batu bara.  Mengingat, keunggulan sektor itu tak akan selamanya bisa bertahan. Bahkan ada yang memprediksi, batu bara akan habis 40-50 tahun mendatang.
 
Sama seperti produksi hasil alam berupa kayu pada masa terdahulu. Seberapa pun luasnya hutan Kaltim, jika terus menerus digerogoti maka akan semakin menipis pula. Sementara untuk reproduksi hasil alam itu sendiri, membutuhkan waktu tidak sebentar. Bahkan mencapai ratusan tahun.
 
Salah satu anggota DPRD Provinsi Kaltim yakni Siti Qomariah mengatakan, Pemprov Kaltim harus mencari alternatif pengganti pendapatan masyarakat selain kontribusi aktivitas pertambangan. Banyak hal bisa dijadikan tumpuan selain sumber daya alam tak bisa diperbaharui, misalnya pengembangan sektor agroindustri (pertanian, perikanan, dan perkebunan).
 
"Selain batu bara dan minyak bumi, banyak hal bisa dijadikan mata pencaharian. Misalnya agroindustri. Saya yakin, jika mengandalkan sumber daya yang dapat diperbaharui, peningkatan pendapatan masyarakat akan konstan, sekaligus berdampak pada meningkatnya kesejahteraan mereka," kata Siti Qomariah.
 
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) yang akrab disapa Qamay ini berpendapat, pemerintah provinsi harus mengeluarkan kebijakan dan langkah strategis mengembangkan agroindustri untuk mendukung pengembangan pertanian, perikanan dan perkebunan kelapa sawit. Selain itu, keuntungan agroindustri ialah memaksimalkan SDM dengan tingkat pendidikan rata-rata rendah (sekolah dasar) sebanyak mungkin, sekaligus meningkatkan kualitasnya.
 
"Provinsi Kaltim merupakan satu provinsi dengan wilayah sangat luas, terdiri berbagai macam jenis dataran yang cocok dijadikan perkebunan. Terlebih, Kaltim juga destinasi urbanisasi oleh pemerintah pusat. Perkembangan sektor agroindustri akan berjalan tidak terlalu susah," katanya.
 
Pada Agrinex Expo ke-8, Maret 2014 lalu, harusnya menjadi landasan mengembangkan potensi produk agroindustri Indonesia agar berperan dalam perekonomian nasional. "Melalui pameran semacam ini, seharusnya pengembangan agroindustri bisa mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah provinsi. Bicara cakupan lebih luas, Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia melimpah. Tidak mungkin mengharapkan penghasilan dari sektor pertambangan saja. Jelas tidak akan cukup. Pemerintah harus bisa menilik ini lebih jeli lagi," sambungnya.
 
Selain pengembangan dari struktur lahan dan SDM, pemerintah harus cermat menciptakan pasar untuk menampung hasil produksi masyarakat sekitar. Contohnya, pembuatan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di beberapa sektor yang dianggap strategis sampai menambah ilmu masyarakat dalam pengolahan.  
 
"Kabupaten Berau sudah memiliki empat pabrik, beroperasi mengolah minyak kelapa sawit dan mampu menampung daya beli hingga 84.171 hektare kebun kelapa sawit. Saya yakin, kabupaten/kota lain bisa meniru kesuksesan ini. Hasil pertanian tidak wajib dijual sebagai hasil mentah. Nantinya akan ada substansi tersendiri dalam hal pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi. Tentu saja pembuatan produk jadi memiliki nilai tambah, memberikan hasil lebih bagi petani," kata Qamay.
 
Intinya lanjut dia, segenap jajaran pemerintah provinsi harus mengupayakan peningkatan kesejahteraan melalui cara lain, jangan terpaku hasil tambang saja. Saat ini, agroindustri merupakan sarana tepat dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
 
"Hal inilah yang saya maksud dengan korelasi agroindustri terhadap kesejahteraan masyarakat. Memang, memantapkan hati masyarakat untuk beralih profesi tidaklah mudah, namun sosialisasi berkelanjutan pasti mampu dicapai," tutupnya. (adv/tos/dhi/oke/waz/k15)


SUMBER : KALTIM POST, SENIN, 15 SEPTEMBER 2014

Artikel Terkait