Penerimaan Pajak Ekspor Sawit 2012 Diproyeksikan Turun
12 September 2011
Admin Website
Artikel
4483
JAKARTA - Pemerintah memperkirakan penerimaan negara
dari sektor pajak ekspor atau bea keluar tahun 2012 bakal melorot
sejalan proyeksi turunnya harga CPO (sawit mentah) dunia. Walaupun
proyeksi soal harga CPO selalu meleset karena sulit ditebak, selama ini
perhitungan pajak ekspor CPO dengan cara progresif.
Berdasarkan proyeksi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan rata-rata besaran bea keluar CPO tahun 2012 hanya akan mencapai 15%. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tarif bea keluar pada tahun 2011 yang berada pada kisaran 15-25%.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro menyebutkan penurunan harga CPO terjadi dari US$1.295/MT-US$1.089/MT pada tahun ini menjadi US$1000-US$1.050 yang diperkirakan akan terjadi pada tahun mendatang.
"Asumsi harga CPO Rotterdam tahun 2012 diperkirakan CIF US$1.036, harga referensi berada pada kisaran US$1.000-US$1.050. Diperkirakan pada tahun 2012 harga CPO menurun makanya Bea Keluar juga menurun," ujarnya dalam RDP DPR-RI, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2011).
Dari perhitungan tadi, diharapkan penerimaan negara dari sektor bea keluar mencapai Rp 18,9 triliun. Jumlah tersebut jauh merosot jika dibandingkan target penerimaan bea keluar pada tahun 2011 sebesar Rp 25,4 triliun.
Khusus untuk penerimaan dari bea keluar produk CPO, tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp 12,6 triliun. Sementara untuk produk turunan CPO (hilir) dikenakan bea keluar sebesar 6% dengan target penerimaan sebesar Rp 5,2 triliun.
"Kebijakan BK merupakan juga instrumen kebijakan untuk pengendalian harga dalam negeri untuk komoditi tertentu terutama untuk CPO dan turunannya serta melindungi industri hilir sehingga penetapan harga dan tarif BK bukan diprioritaskan untuk penerimaan," pungkasnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 12 SEPTEMBER 2011
Berdasarkan proyeksi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan rata-rata besaran bea keluar CPO tahun 2012 hanya akan mencapai 15%. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan tarif bea keluar pada tahun 2011 yang berada pada kisaran 15-25%.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro menyebutkan penurunan harga CPO terjadi dari US$1.295/MT-US$1.089/MT pada tahun ini menjadi US$1000-US$1.050 yang diperkirakan akan terjadi pada tahun mendatang.
"Asumsi harga CPO Rotterdam tahun 2012 diperkirakan CIF US$1.036, harga referensi berada pada kisaran US$1.000-US$1.050. Diperkirakan pada tahun 2012 harga CPO menurun makanya Bea Keluar juga menurun," ujarnya dalam RDP DPR-RI, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2011).
Dari perhitungan tadi, diharapkan penerimaan negara dari sektor bea keluar mencapai Rp 18,9 triliun. Jumlah tersebut jauh merosot jika dibandingkan target penerimaan bea keluar pada tahun 2011 sebesar Rp 25,4 triliun.
Khusus untuk penerimaan dari bea keluar produk CPO, tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp 12,6 triliun. Sementara untuk produk turunan CPO (hilir) dikenakan bea keluar sebesar 6% dengan target penerimaan sebesar Rp 5,2 triliun.
"Kebijakan BK merupakan juga instrumen kebijakan untuk pengendalian harga dalam negeri untuk komoditi tertentu terutama untuk CPO dan turunannya serta melindungi industri hilir sehingga penetapan harga dan tarif BK bukan diprioritaskan untuk penerimaan," pungkasnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 12 SEPTEMBER 2011