JAKARTA - Pemerintah memperkirakan penerimaan negara
dari sektor pajak ekspor atau bea keluar tahun 2012 bakal melorot
sejalan proyeksi turunnya harga CPO (sawit mentah) dunia. Walaupun
proyeksi soal harga CPO selalu meleset karena sulit ditebak, selama ini
perhitungan pajak ekspor CPO dengan cara progresif.
Berdasarkan
proyeksi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan rata-rata
besaran bea keluar CPO tahun 2012 hanya akan mencapai 15%. Angka ini
menurun jika dibandingkan dengan tarif bea keluar pada tahun 2011 yang
berada pada kisaran 15-25%.
Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Bambang Brodjonegoro menyebutkan penurunan harga CPO terjadi dari
US$1.295/MT-US$1.089/MT pada tahun ini menjadi US$1000-US$1.050 yang
diperkirakan akan terjadi pada tahun mendatang.
"Asumsi harga
CPO Rotterdam tahun 2012 diperkirakan CIF US$1.036, harga referensi
berada pada kisaran US$1.000-US$1.050. Diperkirakan pada tahun 2012
harga CPO menurun makanya Bea Keluar juga menurun," ujarnya dalam RDP
DPR-RI, Senayan, Jakarta, Senin (12/9/2011).
Dari perhitungan
tadi, diharapkan penerimaan negara dari sektor bea keluar mencapai Rp
18,9 triliun. Jumlah tersebut jauh merosot jika dibandingkan target
penerimaan bea keluar pada tahun 2011 sebesar Rp 25,4 triliun.
Khusus
untuk penerimaan dari bea keluar produk CPO, tahun 2012 diperkirakan
sebesar Rp 12,6 triliun. Sementara untuk produk turunan CPO (hilir)
dikenakan bea keluar sebesar 6% dengan target penerimaan sebesar Rp 5,2
triliun.
"Kebijakan BK merupakan juga instrumen kebijakan untuk
pengendalian harga dalam negeri untuk komoditi tertentu terutama untuk
CPO dan turunannya serta melindungi industri hilir sehingga penetapan
harga dan tarif BK bukan diprioritaskan untuk penerimaan," pungkasnya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 12 SEPTEMBER 2011