Isran Noor Resmikan Pabrik CPO di Muara Wahau
SANGATTA- Bupati Isran Noor mengajak kepada seluruh masyarakat Kutim agar tidak termakan isu yang menyesatkan. Terutama menyangkut sektor perkebunan kelapa sawit yang diberitakan merusak lingkungan. Hal itu menurut Isran sama sekali tidak benar, karena perkebunan kelapa sawit di Kutim justru mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Masyarakat jangan termakan isu yang menyatakan perkebunan kelapa
sawit merusak hutan, menyusahkan masyarakat dan merusak lingkungan.
Warga jangan percaya dan tak pernah berpikir, tentang kehadiran
investor perkebunan kelapa sawit di Kutim menyusahkan rakyat. Atau
berpikir investor mengambil hak masyarakat. Itu tidak benar. Justru
kehadiran investor di Kutim membuat kesejahteraan masyarakat bisa
meningkat,” kata Isran Noor ketika meresmikan pabrik minyak kelapa
sawit atau crude palm oil (CPO) PT Tapian Nadenggan di Desa Jak Luay,
Kecamatan Muara Wahau, Jumat (29/10) lalu. Pabrik ini berkapasitas 80
ton per jam dengan investasi miliaran rupiah.
Di Desa Jak Luay pernah dua kali kebakaran hebat. Setelah itu,
lahan di daerah itu yang tumbuh subur hanya ilalang atau semak belukar.
Agar lahan itu menjadi produktif, maka pemerintah mendatangkan investor
perkebunan. Sekarang, yang terlihat hamparan tanaman kelapa sawit.
Tenaga kerja lokal banyak bekerja menjadi karyawan perusahaan.
Nyatanya, ekonomi masyarakat berkembang jauh dibanding sebelum ada
perkebunan kelapa sawit di daerah ini.
“Jadi oknum yang tidak bertanggung jawab, jangan coba-coba mencari
muka di depan orang asing. Kalau kebun sawit dikatakan merusak
lingkungan, itu mungkin hanya persaingan bisnis saja,” terang Isran.
Pada Jumat pekan lalu, Bupati Kutim melakukan kunjungan kerja di tiga
kecamatan dengan agenda berbeda. Salah satunya meresmikan pabrik kelapa
sawit PT Tapian Nadenggan berkapasitas 80 ton per jam. Sekitar pukul
13.35 Wita, Bupati melakukan pengguntingan pita menandai peresmian
pabrik crude palm oil (CPO) yang dibangun sejak 2006. Peresmian pabrik
kelapa sawit tersebut disaksikan ratusan warga setempat.
Sedangkan dari kalangan pejabat yang hadir adalah Wakil Bupati
Ardiansyah Sulaiman, anggota DPRD Mastur Djalal, Kepala Dinas Kehutanan
Zulkifli Syachroen. Berikut Kepala Dinas Perkebunan Akhmadi Baharuddin,
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Abiwahyu Hanafi, Kepala
Dinas Kepegawaian Daerah Syafruddin. Selanjutnya Camat Telen Baya
Sergius, Camat Kongbeng Fahmi Anwar, Ketua Persekutuan Dayak Kutai
Timur (PDKT) Yacobus Bayau Lung. Kemudian Direktur Eksekutif PT Tapian
Nadenggan Deny Chrisnady.
Isran mengatakan, peranan sektor swasta di Kutim dalam rangka
mewujudkan pembangunan demi kesejahteraan karyawan dan warga yang
tinggal di kisaran perusahaan perkebunan kelapa sawit, telah dirasakan
manfaatnya. Program pembangunan perkebunan kelapa sawit ini sudah
dimulai sejak Awang Faroek Ishak menjabat Bupati Kutim yang pertama.
Kala itu Isran Noor menjabat Asisten II yang membidangi ekonomi dan
pembangunan.
Kutim memiliki potensi sumber daya energi yang tak terbaharukan seperti tambang sekitar 27 miliar metrik ton. Kutim juga merupakan salah satu daerah sumber energi nasional.
“Mengapa tambang belum dikelolal maksimal, sementara pemerintah
kabupaten lebih cenderung mengembangkan potensi sumber daya
terbaharukan seperti perkebunan kelapa sawit, tentu ada alasannya.
Kalau sumber tak terbaharukan dikeruk terus- menerus, suatu saat bakal
habis. Sedangkan pengembangan perkebunan kelapa sawit, 25 tahun atau
30 tahun ke depan bisa diremajakan. Kalau sumber tak terbaharukan,
begitu habis, ya, habis. Tidak bisa digarap lagi,” tandas Isran Noor.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 1 NOVE,BER 2010