Harga Kopi Indonesia Anjlok 40 Persen
09 Juli 2009
Admin Website
Artikel
7282
#img1# "Harga kopi anjlok sejak 1 Oktober 2008 silam. Saat ini harga kopi robusta di pasar ekspor semula mencapai 2,2 dolar AS menjadi 1,1 dolar AS per kg, dan untuk jenis arabika dari 2,8 dolar AS menjadi 2,3 dolar AS," kata Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Rachim Kartabrata, di Jakarta, Senin (6/7).
Ia menjelaskan turunnya harga kopi dikarenakan buruknya cuaca di daerah-daerah sentra penghasil kopi, sehingga produksi kopi dari daerah cenderung menurun.
"Kalau musim hujan, kopi kurang bagus dan daunnya yang subur. Tapi kalau musim kemarau kopi dan daunnya juga tidak bagus. Kopi yang bagus hanya perpaduan dua musim, yaitu hujan dan kemarau. Ini yang sulit terjadi di daerah sentra produksi kopi di Indonesia," ungkapnya.
Ia menambahkan turunnya harga kopi juga dipengaruhi oleh tiga faktor. Antara lain faktor fundamental, yaitu kondisi fisik yang ditawarkan, faktor sentimen pasar, yaitu hasil panen turun akibat bencana atau cuaca buruk, dan faktor dari dua terminal di London dan New York, yaitu para pemain pasar Internasional.
"Kalau harganya terus turun akan menyebabkan industri perkopian nasional semakin terganggu, bahkan tidak tertutup kemungkinan ada perusahaan yang bangkrut," ujarnya.
Saat ini pelaku pasar menahan diri untuk membeli kopi. "Dulu sebelum krisis, pembeli mengejar-ngejar penjual. Namun setelah krisis, pembeli menahan diri dan penjual malah mengemis-ngemis kepada pembeli," tuturnya.
Sementara itu, pasokan kopi Indonesia di dapat dari Wilayah Sumatera Selatan. Bengkulu, dan Lampung, yang dikapalkan melalui Pelabuhan Panjang, Lampung menuju luar negeri dan dalam negeri, yaitu Pulau Jawa.
AEKI mengimbau kepada pemerintah agar lebih fokus ke sektor riil bukan ke moneter dan membuat langkah-langkah untuk memperbaiki harga kopi, serta memanfaatkan situasi untuk mengamankan harga kopi.
DIKUTIP DARI SAMARINDA POST, SELASA, 6 JULI 2009