Eropa Diskriminasi Kakao Indonesia
MAKASSAR, KOMPAS.com. Kalangan industri pengolah kakao meminta pemerintah menegosiasikan perlakukan diskriminatif Eropa. Tindakan diskriminatif tersebut menghambat distribusi kakao olahan ke Eropa.
"Eropa menerapkan bea masuk sebesar 7-9 persen untuk kakao olahan Indonesia, sementara kakao olahan dari produsen lain, seperti Pantai Gading dan Ghana, di Afrika bea masuknya 0 persen," kata Sindra Wijaya dari BT Cocoa dalam acara lokakarya kakao di Makassar, Rabu (27/7/2011).
Menurut dia, jika bea masuk bisa dinegosiasikan,
ekspor kakao olahan bisa ditingkatkan. Yamanah, Direktur Ekspor Produk
Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan, mengatakan, pemerintah
sudah maksimal bernego dengan Eropa. "Masalahnya, sesuai ketentuan WTO,
mereka bisa memberikan keistimewaan ke Afrika karena merupakan bebas
jajahan mereka," ujarnya.
DIKUTIP DARI KOMPAS, RABU, 27 JULI 2011