MEDAN. Indonesia diharapkan mengikuti jejak Malaysia
mempercepat peremajaan tanaman sawit untuk mendongkrak harga jual
komoditas itu yang sedang anjlok.
"Malaysia sudah punya program melakukan percepatan replanting
tanaman sawit yang berumur 25 tahun ke atas dengan harapan bisa
mengurangi produksi sekitar 300 ribu ton per tahun," kata Ketua Umum
Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun di Medan, Sumatra
Utara, Sabtu (24/11).
Krisis global yang membuat daya beli melemah menyebabkan produksi sawit menjadi terkesan cukup banyak.
Malaysia memperhitungkan dengan mengurangi produksi sehingga diharapkan ada keseimbangan pasokan dengan permintaan.
Seimbangnya produksi dan permintaan diharapkan bisa menaikkan harga di pasar internasional.
"Indonesia harusnya bisa mengikuti langkah Malaysia seperti yang
diharapkan Malaysia untuk bisa semakin mempercepat naiknya harga jual
minyak saiwit," katanya.
Harga minyak sawit tahun ini rata-rata hanya US$900 per ton dari perkiraan sebelumnya bisa mencapai rata-rata US$1.100 per ton.
Dia menegaskan, Indonesia bisa menggunakan dana dari bea keluar (BK) seperti yang dilakukan Malaysia.
Malaysia melakukan replanting dengan menggunakan dana yang dikutip pemerintah dari setiap perusahaan sekitar empat ringgit per ton.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Anizar
Simanjuntak menyebutkan, petani memang kesulitan melakukan peremajaan
tanaman sawit karena terbentur dana.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, MINGGU, 25 NOPEMBER 2012