JAKARTA. Pada agenda tahunan Musyawarah Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan)
Nasional Tahun 2012, Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heriawan
kembali mengingatkan pentingnya target realisasi anggaran
2012.
"Berdasarkan laporan yang saya terima, realisasi anggaran sampai 16
Mei 2012 masih cukup rendah yaitu sebesar 26,88%. Realisasi anggaran
ini walaupun lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun lalu pada
bulan yang sama, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan target
tahun 2012 yang telah ditetapkan," jelasnya.
Dikatakan Wamentan,
realisasi serapan anggaran ini sangat penting mengingat kegiatan yang
dilakukan pada tahun 2012 diharapkan dampaknya akan terasa pada tahun
yang sama.
"Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan kegiatan, sehingga
terakumulasi pada akhir tahun anggaran tentunya akan mengakibatkan
tidak tercapainya target pembangunan yang telah ditetapkan. Namun
demikian, saya juga mendapat laporan bahwa pada beberapa daerah,
ternyata mampu merealisasikan kegiatannya lebih dari 50%. Untuk
itu saya mengucapkan terima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi
kepada Saudara Kepala Dinas/Kepala Badan Provinsi, atas semangat
dankerja kerasnya dalam melaksanakan program-program secara tepat
waktu," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Wamentan bahwa pelaksanaan
pembangunan pertanian ke depan akan semakin besar tantangannya. Untuk
itu penguasaan lapangan dan permasalahan pertanian di masing-masing
wilayah menjadi kunci yang sangat penting untuk keberhasilan pembangunan
pertanian.
"Dalam perencanaan, kita dituntut untuk mampu
mengidentifikasi dan menginventarisasi permasalahan di lapangan serta
kemudian memformulasikan solusi dan fasilitasi kegiatan yang sesuai
kondisi dan lokasi. Untuk mencapai hal ini diperlukan koordinasi dan
keterpaduan program dan kegiatan antara Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota," jelasnya.
Sebelumnya, Wamentan menunjukan data
statistik indikator makro pertanian pada tahun 2011, dimana data Produk
Domestik Bruto (PDB) pertanian dalam arti luas menunjukkan pertumbuhan
2,95% pada tahun 2011 dengan rincian subsektor tanaman bahan makanan
tumbuh 1,26%, perkebunan 3,94% serta peternakan dan hasil-hasilnya
sebesar 4,49%.
Kontribusi PDB pertanian ini terhadap total PDB tahun
2011 sebesar 14,7%.Sementara itu, data neraca perdagangan sektor
pertanian tahun 2011 menunjukkan surplus sebesar US$ 22,7 milyar, lebih
tinggi dibandingkan dengan surplus tahun 2010 sebesarUS$ 18,5 miliar.
Realisasi investasi sector primer pertanian tahun 2011 untuk PMDN
sebesar Rp 9,6 triliun dan PMA sebesar Rp 1,2 trliun, sedangkan total
realisasi investasi sampai dengan triwulan-1 tahun 2012 adalah sebesar
Rp 2,8 triliun.
Realisasi investasi tahun 2011 ini lebih tinggi
dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2010.Adapun
Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2011 adalah sebesar 104,6 dan
sampai bulan April 2012, NTP telah mencapai104,7.
Artinya indeks harga
yang diterima petani lebih tinggi dari yang dibayarkan petani. Walaupun
indikator NTP ini bukan satu-satunya indikator yang mampu menggambarkan
tingkat kesejahteraan petani, namun setidaknya dapat digunakan untuk
melihat kemampuan daya beli petani.
Sementara itu, dari segi
produksi, kinerja pembangunan pertanian tahun 2011 pada beberapa
komoditas hortikultura, perkebunan dan peternakan menunjukkan tren
meningkat, namun kinerja komoditas tanaman pangan terjadi penurunan.
Sesuai Angka Sementara (ASEM) tahun 2011, produksi padi sebesar 65,74
juta ton atau turun 1,10%, produksi jagung 17,63 juta ton atau turun
3,82%, dan produksi kedelai sebesar 843 ribu ton atau turun 6,97%
dibandingkan tahun 2010.
"Penurunan produksi ini disebabkan
penurunan kinerja luas panen dan penurunan produktivitas untuk padi dan
kedelai. Kondisi 2011 ini perlu menjadi perhatian kita bersama, oleh
sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk dapat kembali
meningkatkan produksi guna mencapai swasembada dan swasembada
berkelanjutan," urai Wamentan.
SUMBER : HUMAS KEMENTERIAN PERTANIAN