SANGATTA - Juru bicara PT Saga Imam Supeno mengatakan,
pihaknya berencana berinvestasi di wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim)
apabila mendapat izin lahan dari pemerintah seluas 20 ribu hektare.
Lahan seluas 20 ribu hektare tersebut bakal digarap untuk pengembangan
tanaman karet.
Bahkan wujud keseriusan PT Saga mengembangkan tanaman karet di wilayah
Kutim, kata Imam Supeno, pihaknya berjanji akan membangun pabrik karet
di atas lokasi seluas 5 hektare berkapasitas 6 ton per jam. Lokasi
rencana pembangunan pabrik harus dekat dengan sumber air, tidak rawan
banjir, dan sebagainya.
Bila kebutuhan lahan investasi perkebunan karet dapat diperoleh PT
Saga di Kutim, maka pengembangan tanaman karet terus dilakukan demi
memenuhi kebutuhan karet dunia. Karet merupakan komoditi yang cocok
dikembangkan di Kutim.
“Di Kalbar (Kalimatan Barat, Red.) sana sedang dikembangkan tanaman
karet. Pertumbuhan karet itu cukup subur dan menggembirakan,” katanya.
Kesungguhan untuk mengembangkan tanaman karet di Kutim, PT Saga
menyikapi isu global yang menyebutkan tanaman monokultur tidak cocok
dikembangkan kawasan tropis. Di Kutim ini sedang marak dikembangkan
tanaman kelapa sawit oleh beberapa perusahaan.
“Nah, alangkah bagusnya, kalau di Kutim tidak hanya kelapa sawit
dikembangkan, tapi tanaman lain seperti karet penting untuk tanam,”
tukas Iman Supeno ketika presentasi di lantai 2 ruang Tempudau
Sekretariat Kabupaten Kompleks Perkantoran Bukit Pelangi yang didengar
para pejabat teras Pemkab Kutim, Kamis (17/2) lalu.
Menyikapi niat baik manajemen PT Saga untuk menanamkan modalnya di
Kutim, Asisten Administrasi Sekkab Edward Azran menyebutkan luas daerah
ini (Kutim) 17 persen dari luasan Kaltim. “Lahan potensial untuk
pengembangan komoditi tertentu. Saya kira masih ada. Lahan di sini masih
luas. Tinggal bagaimana menata tata ruang lahan yang lebih efektif,”
jelasnya.
Sehubungan dengan niat PT Saga untuk mengembangkan tanaman karet di
daerah yang baru beranjak 11 tahun, Edward berharap, para investor
mestinya lebih banyak mengadakan silaturahmi dengan pemerintah
kabupaten. Sering-sering datang ke sini untuk silaturahmi. Perlu juga
silaturahmi dengan bupati atau wakil bupati.
“Mengenai luasan lahan yang diperlukan PT Saga, tidak masalah,” kata
Edward lagi.
Kehadiran investor PT Saga di Kutim, tentunya memerlukan tenaga kerja
ribuan orang. Tenaga kerja lokal direkrut perusahaan sesuai kompetensi
yang dimiliki. Itu penting dilakukan tiap perusahaan agar tenaga kerja
lokal merasa diperhatikan dan punya rasa memiliki.
Kalau masih ada tenaga kerja lokal yang masih belum mendapat pekerjaan,
tidak perlu perusahaan mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah,
kalau spesifikasi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sama saja
dengan kemampuan orang lokal.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 20 PEBRUARI 2011