Pabrik CPO Terus Bermunculan di Kutim
Sejak terbentuk 12 Oktober 1999 lalu, Kabupaten Kutai Timur mengalami
peningkatan di berbagai sektor. Melalui program Gerakan Daerah
Pengembangan Agribisnis (Gerdabangagri), pemerintah kabupaten terus
melakukan pembenahan dengan harapan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
SALAH satu program unggulan Kutim yakni sektor pertanian dalam arti
luas menjadi salah satu unggulan Pemkab Kutim melalui Gerdabangagri
terus berlanjut sampai sekarang. Hal ini sesuai dengan keinginan
menjadikan Kutai Timur sebagai pusat agribisnis dan agroindustri
sehingga terus dipacu dengan melibatkan berbagai pihak serta menjalin
kerjasama semua elemen masyarakat dan perguruan tinggi maupun
pemerintah pusat serta pemerintah Provinsi Kaltim.
Kelapa sawit merupakan aalah satu unggulan yang dimiliki Kutim adalah
perkebunan kelapa sawit yang saat ini sudah hampir tersebar di semua
kecamatan. Jika tahun 2002 lalu sentra perkebunan kelapa sawit hanya
berada di dua kecamatan, yakni Muara Wahau dan Kongbeng, kini sudah
menyebar hampir ke seluruh kecamatan, meski belum begitu besar seperti
di dua kecamatan tersebut. Tidak menutup kemungkinan tiap kecamatan
juga bakal dibangun pabrik CPO mengingat tanaman kelapa sawit sudah
dibangun di berbagai kecamatan.
Pembangunan perkebunan sawit pada tahun 2000 seluas 1.235 Ha dengan
produksi 172 ton. Seiring dengan perkembangan komoditas kelapa sawit
telah terbangun pabrik CPO sebanyak 4 unit yang memiliki kapasitas
produksi sebesar 120 ton/jam. Pada tahun 2008 produksi kelapa sawit
sudah mencapai 287.213,9 ton.
Sedangkan perkebunan Kakao luasnya hingga saat ini diperkirakan sekitar
7.808 ha. Kakao juga menjadi unggulan di beberapa kecamatan seperti
Busang, Teluk Pandan dan sebagainya. Namun saat ini sudah mulai menurun
akibat adanya serangan hama. Selain itu, hasil perkebunan lainnya yang
sudah berproduksi adalah kopi, lada, vanili, kelapa, dan karet. Untuk
yang terakhir ini, di Kecamatan Long Mesengat diharapkan menjadi
sentralnya, karena warga di sana sudah banyak yang mengembangkan
tanaman keras tersebut.
Untuk penanaman perkebunan kelapa sawit ini, Pemkab Kutim menargetkan
350.000 hektare hingga sampai 2016 lahan perkebunan kelapa sawit, baik
perusahaan perkebunan swasta besar maupun kebun rakyat. Hal ini
merupakan wujud dukungan Kutai Timur terhadap program satu juta
hektare sawit di Kalimantan Timur. Dengan luas lahan yang dimiliki
Kutai Timur sekitar 1,4 juta hektare, pengembangan tanaman kelapa sawit
bisa dicapai.
Saat ini, pengembangan perkebunan bukan saja kelapa sawit, namun sudah
berkembang kepada komoditi lainnya. Antara lain karet, kakao, kenaf,
vanili, maupun komoditi yang memiliki ekonomi tinggi. Potensi
perkebunan dan pertanian di Kutim yang cukup besar, menjadi incaran
kalangan investor. Hal ini disebabkan iklim investasi di daerah ini
cukup kondusif serta mendapat dukungan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit juga diikuti
dengan pembangunan pabrik Crude Palm Oil (CPO) yang dilakukan sejumlah
perusahaan. Antara lain di Muara Wahau dan Kongbeng serta di
Sangkulirang dan Karangan. Kapasitas pabrik CPO itu sudah mencapai
ratusan ton per hari. Pabrik minyak kelapa seperti itu bakal tumbuh dan
berkembang seiring dengan pengembangan kebun sawit yang tersebar di
seluruh kecamatan. Bahkan di Muara Wahau, juga telah berdiri pabrik bio
diesel yang telah diresmikan dan menghasilkan solar, namun sementara
ini untuk memenuhi kebutuhan pabrik sendiri. Saat ini, tanaman
perkebunan kelapa sawit di daerah ini bahakn sudah melampaui kabupaten
Paser yang terlebuh dulu menanam komoditi yang sama.
Beberapa waktu lalu, Bupati Isran Noor juga telah meresmikan pabrik CPO
di kecamatan Muara Bengkal dan Muara Wahau. Dengan adanya penambahan
pabrik CPO di dua kecamatan itu menunjukkan bahwa pertumbuhan
perkebunan kelapa sawit dan produksinya terus mengalami peningkatan
yang cukup baik.
Isran Noor meminta kepada masyarakat terus mendorong pengembangan
perkebunan kelapa sawit di wilayahnya masing-masing. Sebab, dengan
pembangunan pabrik CPO ini, banyak juga tenaga kerja yang diserah,
sehingga akan memberikan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 15 NOPEMBER 2010