(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Resmikan Pabrik CPO, Masyarakat Dapat Jatah Listrik

30 Desember 2014 Admin Website Berita Daerah 2850
Resmikan Pabrik CPO, Masyarakat Dapat Jatah Listrik
TANJUNG REDEB. Belum ada data resmi, berapa besar uang yang beredar dalam satu wilayah kecamatan yang mengoperasikan pabrik Crude Palm Oil (CPO). Juga seberapa besar keberadaan pabrik mampu mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar maupun karyawan.
 
NAMUN, di bulan November 2014, bupati meresmikan pabrik CPO yang keempat setelah yang ada di Kecamatan Talisayan, Kecamatan Kelay, dan dua di Kecamatan Segah. Betapa girangnya hati seorang bupati dan wabup, ketika tombol ditekan pertanda dimulainya produksi CPO dalam kawasan perkebunan kelapa sawit. Alasannya, setelah pabrik beroperasi, maka tingkat pendapatan perusahaan akan bertambah.
 
Pemberian gaji kepada karyawan juga semakin lancar. Masyarakat sekitar tentu juga mendapatkan spread down melalui berbagai transaksi. Baik sebagai karyawan langsung, maupun masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik. Kalaulah mau dihitung, dalam setiap bulan bisa saja angka menembus lebih dari Rp 3 miliar uang yang beredar di satu wilayah yang memiliki pabrik CPO maupun perkebunan kelapa sawit.
 
Secara kasat mata, bisa terlihat hasilnya. Selama tahun 2014 di ibu kota Kecamatan Segah, di mana ada dua pabrik CPO, tumbuh kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan masyarakat, mulai dari warung hingga penyewaan rumah tinggal. Dan, sebagai pelengkap, hadirnya bank pemerintah yang membuka cabang di kecamatan.
 
Maka, tak salah ketika bupati memberikan pesan kepada seluruh manajemen pabrik CPO yang beroperasi di Berau agar memberikan perhatian penuh kepada kesejahteraan karyawan maupun menyediakan berbagai fasilitas umum bagi masyarakat sekitar. Ini menjadi kewajiban bagi perusahaan. Juga memerhatikan persoalan-persoalan lingkungan.
 
Berau memang tak mau menyombongkan diri dalam hal produksi CPO maupun lokasi penumpukan CPO dari kabupaten lain. Di Labanan, belasan tangki besar yang berdiri, dan merupakan milik perusahaan yang ada di Kutim. Entah alasan apa, mereka memilih Berau sebagai lokasi penumpukan CPO, sebelum dikapalkan. Salah satunya, pastilah karena Berau ini strategis dan menguntungkan.
 
Dengan diresmikannya pabrik CPO keempat tersebut, hampir seluruh kecamatan sudah memiliki pabrik CPO oleh perusahaan perkebunan. Menyusul nanti di kecamatan Pulau Derawan dan Kecamatan Biatan juga akan beroperasi masing-masing satu unit pabrik CPO. Lokasi yang merata ini juga tidak membuat ketimpangan kesejahteraan masyarakat. Daya beli masyarakat juga terus meningkat.
 
Sebab, yang terlibat justru lebih banyak adalah warga sekitar. Baik yang bekerja sebagai karyawan tetap maupun karyawan harian, termasuk yang terlibat dalam kegiatan petani plasma. Situasinya memang sedikit jauh berbeda dengan kegiatan di sektor pertambangan. Pabrik CPO ini pun akan memberikan kontribusi pasokan listrik kepada PLN yang selanjutnya akan membagi kepada masyarakat.
 
Di Talisayan dan Segah, pola kerja sama PLN dan perusahaan perkebunan sudah berjalan. Sehingga masyarakat sudah bisa menikmati listrik 24 jam penuh. Ini memang yang menjadi obsesi seorang bupati, khususnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik.
 
Bermula dari ibu kota kecamatan dan akan terus bergerak hingga ke kampung. Kampung pada gilirannya akan mendapat pasokan listrik. Seperti halnya bupati dan wabup menjanjikan jalan kampung akan diaspal.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 28 DESEMBER 2014

Artikel Terkait