Resmikan Pabrik CPO, Masyarakat Dapat Jatah Listrik
30 Desember 2014
Admin Website
Berita Daerah
4447
TANJUNG REDEB. Belum ada data resmi, berapa besar uang yang beredar dalam satu
wilayah kecamatan yang mengoperasikan pabrik Crude Palm Oil (CPO). Juga
seberapa besar keberadaan pabrik mampu mendongkrak tingkat
kesejahteraan masyarakat sekitar maupun karyawan.
NAMUN, di bulan November 2014, bupati meresmikan
pabrik CPO yang keempat setelah yang ada di Kecamatan Talisayan,
Kecamatan Kelay, dan dua di Kecamatan Segah. Betapa girangnya hati
seorang bupati dan wabup, ketika tombol ditekan pertanda dimulainya
produksi CPO dalam kawasan perkebunan kelapa sawit. Alasannya, setelah
pabrik beroperasi, maka tingkat pendapatan perusahaan akan bertambah.
Pemberian gaji kepada karyawan juga semakin lancar. Masyarakat sekitar
tentu juga mendapatkan spread down melalui berbagai transaksi. Baik
sebagai karyawan langsung, maupun masyarakat yang tinggal di sekitar
pabrik. Kalaulah mau dihitung, dalam setiap bulan bisa saja angka
menembus lebih dari Rp 3 miliar uang yang beredar di satu wilayah yang
memiliki pabrik CPO maupun perkebunan kelapa sawit.
Secara kasat mata, bisa terlihat hasilnya. Selama tahun 2014 di ibu
kota Kecamatan Segah, di mana ada dua pabrik CPO, tumbuh kegiatan
ekonomi masyarakat. Kegiatan masyarakat, mulai dari warung hingga
penyewaan rumah tinggal. Dan, sebagai pelengkap, hadirnya bank
pemerintah yang membuka cabang di kecamatan.
Maka, tak salah ketika bupati memberikan pesan kepada seluruh manajemen
pabrik CPO yang beroperasi di Berau agar memberikan perhatian penuh
kepada kesejahteraan karyawan maupun menyediakan berbagai fasilitas umum
bagi masyarakat sekitar. Ini menjadi kewajiban bagi perusahaan. Juga
memerhatikan persoalan-persoalan lingkungan.
Berau memang tak mau menyombongkan diri dalam hal produksi CPO maupun
lokasi penumpukan CPO dari kabupaten lain. Di Labanan, belasan tangki
besar yang berdiri, dan merupakan milik perusahaan yang ada di Kutim.
Entah alasan apa, mereka memilih Berau sebagai lokasi penumpukan CPO,
sebelum dikapalkan. Salah satunya, pastilah karena Berau ini strategis
dan menguntungkan.
Dengan diresmikannya pabrik CPO keempat tersebut, hampir seluruh
kecamatan sudah memiliki pabrik CPO oleh perusahaan perkebunan. Menyusul
nanti di kecamatan Pulau Derawan dan Kecamatan Biatan juga akan
beroperasi masing-masing satu unit pabrik CPO. Lokasi yang merata ini
juga tidak membuat ketimpangan kesejahteraan masyarakat. Daya beli
masyarakat juga terus meningkat.
Sebab, yang terlibat justru lebih banyak adalah warga sekitar. Baik
yang bekerja sebagai karyawan tetap maupun karyawan harian, termasuk
yang terlibat dalam kegiatan petani plasma. Situasinya memang sedikit
jauh berbeda dengan kegiatan di sektor pertambangan. Pabrik CPO ini pun
akan memberikan kontribusi pasokan listrik kepada PLN yang selanjutnya
akan membagi kepada masyarakat.
Di Talisayan dan Segah, pola kerja sama PLN dan perusahaan perkebunan
sudah berjalan. Sehingga masyarakat sudah bisa menikmati listrik 24 jam
penuh. Ini memang yang menjadi obsesi seorang bupati, khususnya dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik.
Bermula dari ibu kota kecamatan dan akan terus bergerak hingga ke
kampung. Kampung pada gilirannya akan mendapat pasokan listrik. Seperti
halnya bupati dan wabup menjanjikan jalan kampung akan diaspal.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 28 DESEMBER 2014
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 28 DESEMBER 2014