Produksi Lada 7.457 Ton per Tahun
05 Februari 2009
Admin Website
Artikel
6377
#img1# "Kita tetap berupaya mengembangkan lada, karena lada ini dapat digunakan sebagai penyedap masakan, bahan pengawet makanan dan bahan obat-obatan dan dapat diproses untuk minyak lada," katanya.
Dijelaskan Fadli, usaha tanaman lada di Kukar diakukan oleh petani secara tradisional dan hasil produksinya pun berupa lada putih, lada hitam dengan harga yang cukup bersaing di pasaran lokal maupun internasional. Lada ini juga menurut dia, adalah salah satu komoditi perkebunan yang sangat potensial dan mempunyai nilai ekspor (komoditas ekspor nonmigas) yang sangat tinggi.
"Ini sangat potensial karena didukung luas wilayah Kukar yang sebagian masuk dataran tinggi dan lahan kering yang sangat cocok untuk pengembangan berbagai jenis komoditas perkebunan. Lahan kering yang telah difungsikan untuk berbagai jenis komoditas perkebunan seluas 544.908 hektare," sebutnya.
Lahan potensial untuk pengembangan tanaman lada, lanjut Fadli, kini mencapai 10.137 hektare (ha) yang digarap 4.206 Kepala Keluarga (KK) tersebar di 18 kecamatan. Sampai saat ini pula belum ada perusahaan perkebunan swasta yang melirik komoditi ini. Perkebunan lada hanya digarap oleh perorangan maupun yang tergabung dalam kelompok tani.
"Produksi lada sekarang kian menjanjikan hingga mencapai 7.457 ton. Untuk mengetahui luasnya areal tanaman lada di Kukar, bisa dilihat dari hasil produksinya dengan rata-rata 1.195 kg/ha/tahun. Hal ini sebenarnya bisa ditingkatkan lagi sampai dengan 1.800 kg/ha/tahun," bebernya.
Untuk diketahui, produk tanaman lada di wilayah Kukar ada yang berupa lada putih dan hitam. Sedangkan untuk jenis produksi lain seperti lada ringan/lada bubuk, dan minyak lada penanganannya belum serius, disebabkan tidak adanya pabrik pengolahan lada.
"Saya berharap, dengan adanya informasi ini, mudah-mudahan ada investor yang tertarik untuk mengembangkan perkebunan lada. Karena potensi investasi komoditas lada di Kukar sendiri sangat menjanjikan, baik di pasaran lokal maupun internasional," sebutnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 5 PEBRUARI 2009