SAMARINDA. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak meminta kepada
kabupaten/kota di Kaltim agar mengembangkan keunggulan komparatif dan
kompetitif yang dimiliki masing-masing daerah berdasarkan kondisi
geografisnya.
Menurut Awang Faroek, setiap daerah di Kaltim memiliiki keunggulan
komparatif dan kompetitif yang jika dikembangkan dengan baik maka akan
menjadi ciri khas dan komoditi unggulan dari daerah tersebut.
"Semua yang kita harapkan bisa dilakukan pengembangan dengan baik pada
masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan kondisi geografis daerahnya,"
ujar Awang Faroek, Selasa malam (15/5).
Ia menjelaskan, dengan garis pantai yang cukup panjang, sektor perikanan
sangat potensial untuk dikembangkan di Kaltim. Ia mencontohkan,
perikananan budidaya tangkap yang sangat cocok dikembangkan di wilayah
utara Kaltim seperti Nunukan dan Tarakan.
Demikian pula dengan budidaya perikanan air tawar menggunakan sistem
keramba jaring apung di sungai dan di lahan eks tambang. Menurutnya,
dengan potensi sungai di Kaltim yang sangat besar serta begitu banyak
lahan eks tambang yang sudah dinormalkan, bukan tidak mungkin Kaltim
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat untuk konsumsi ikan.
"Untuk sektor perikanan, kita berupaya untuk memenuhi kebutuhan lokal di
Kaltim terlebih dahulu, karena secara nasional saja masih jauh dari
cukup. Peluang untuk ekspor juga ada tetapi kebutuhan itu kan relatif,"
jelasnya.
Awang Faroek menambahkan, Kaltim sangat potensial untuk sektor pertanian
dalam arti luas yang saat ini terus dikembangkan di sejumlah kabupaten.
Sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan merupakan sektor primadona
dalam mempersiapkan Kaltim untuk menjadi daerah ketahanan pangan.
"Potensi lahan kita sangat luas, pengembangan sektor pertanian dalam
arti luas sangat tepat, sekaligus sebagai persiapan jika sumber daya
alam yang tak terbarukan seperti migas dan batubara itu habis
dieksploitasi," tambahnya.
Selain itu menurutnya, sektor pertanian dalam arti luas juga lebih
berperan dalam pengentasan kemiskinan dan pengurangan angka pengangguran
di Kaltim, dibanding sektor pertambangan yang saat ini berkontribusi
besar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim dan nasional.
"Sektor pertanian itu memang kecil kontribusinya dalam PDRB, tetapi
dalam penyerapan tenaga kerja lebih banyak daripada sektor pertambangan.
Untuk itu kita sudah bertekad akan mengubah strategi pembangunan dari
awalnya pembangunan berbasis sumber daya tak terbarukan (unrenewable
resources) menjadi pembangunan berbasis sumber daya alam terbarukan
(renewable resources)," ucapnya. (her/HMSPROV).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM