Importir Kopi Dunia Tinggalkan Indonesia
11 Juli 2011
Admin Website
Artikel
4464
MEDAN. Importir kopi dunia mulai beralih ke negara
produsen lain seperti Kolombia karena harga kopi negara itu lebih rendah
dibandingkan dengan Indonesia.
"Kalau harga kopi di pasar lokal masih mahal yang menyebabkan lonjakan harga ekspor, volume ekspor kopi Indonesia bisa terancam menurun karena pasar diambil alih negara lain seperti Kolombia," kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatra Utara (Sumut) Andryanus Simarmata di Medan, Sabtu (9/7).
Harga kopi di pasar lokal Sumut masih pada di kisaran Rp62 ribu per kilogram (kg) dan harga ekspor Rp65 ribuan. Kalau terlihat masih banyak ekspor, katanya, itu merupakan hasil kontrak bisnis pengusaha sebelumnya.
Saat ini, ujar Adryanus yang juga eksekutif di PT Sarimakmur Tunggal Mandiri, nyaris tidak ada lagi pembelian atau kontrak baru. Ia juga mengakui, akibat mahalnya harga kopi lokal dan menurunnya permintaan, pengusaha mengurangi stok. Dengan kondisi harga yang mahal, eksportir maupun agen pengumpul takut menyimpan kopi dalam jumlah banyak karena khawatir merugi besar kalau tiba-tiba harga anjlok.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SABTU, 9 JULI 2011
"Kalau harga kopi di pasar lokal masih mahal yang menyebabkan lonjakan harga ekspor, volume ekspor kopi Indonesia bisa terancam menurun karena pasar diambil alih negara lain seperti Kolombia," kata Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatra Utara (Sumut) Andryanus Simarmata di Medan, Sabtu (9/7).
Harga kopi di pasar lokal Sumut masih pada di kisaran Rp62 ribu per kilogram (kg) dan harga ekspor Rp65 ribuan. Kalau terlihat masih banyak ekspor, katanya, itu merupakan hasil kontrak bisnis pengusaha sebelumnya.
Saat ini, ujar Adryanus yang juga eksekutif di PT Sarimakmur Tunggal Mandiri, nyaris tidak ada lagi pembelian atau kontrak baru. Ia juga mengakui, akibat mahalnya harga kopi lokal dan menurunnya permintaan, pengusaha mengurangi stok. Dengan kondisi harga yang mahal, eksportir maupun agen pengumpul takut menyimpan kopi dalam jumlah banyak karena khawatir merugi besar kalau tiba-tiba harga anjlok.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SABTU, 9 JULI 2011