Petani Jangan Tertipu Penangkar
16 Desember 2008
Admin Website
Artikel
3860
#img1# Bahkan Dishutbun melalui Subdin Penyuluhan secara tegas menyebutkan, bibit karet berkualitas adalah bibit yang bijinya diambil dari blok (komunitas) kebun karet berproduksi tinggi.
"Saat ini penanaman dan pembibitan karet sedang marak, karenanya pemerintah mengeluarkan standarisasi berupa sertifikasi dan TRUP yang dikeluarkan oleh asosiasi dan mendapat rekomendasi pemerintah. Ini bertujuan supaya petani kita tidak tertipu. Selain kelangsungan petani, juga kelangsungan pembibitan yang dilakukan di daerah ini," kata Kepala UPTD-P2BP Provinsi Kaltim, Kunarso.
Menurutnya, bibit yang berkualitas memang harus benar-benar biji yang diambil dari kebun standar yang berproduksi tinggi. Klon yang diambil itu haruslah klon generasi ke-4 (empat) yang direkomendasikan pusat atau Balai Pembibitan dan sudah legal pembibitannya. Klon yang dikembangkan penghasil latek murni seperti klon PB-260 diadaptasi klon penghasil latek dan kayu serta IRR 118, 39 dan klon RRIC 100.
Terhadap anjuran ini, pemerintah daerah sudah menjalin kerja sama dengan balai penelitian karet yang cukup kompeten dibidangnya. Berikut beberapa penangkar sudah dibantu, sehingga potensi getah (latek) tidak kalah dengan jenis lainnya.
Selanjutnya yang tak kalah penting adalah tenaga penyuluh. Idealnya, setiap desa sudah ada tenaga penyuluh lapangan (PPL) terutama desa yang berpotensi. Atau yang paling efektif adalah dalam 20 kelompok tani harus ada 1 orang penyuluh, dengan luas areal perkebunan 500 hektar. Tenaga PPL merupakan ujung tombak untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan petani.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 16 DESEMBER 2008