Peluang Besar Ekspor CPO ke Rusia
24 November 2016
Admin Website
Berita Nasional
5148
NUSA DUA. Peluang peningkatan ekspor produk minyak sawit mentah atau crude palm oil
(CPO) serta turunannya masih terbuka. Potensi itu, diungkapkan Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengarah ke pasar-pasar
nontradisional, seperti Rusia dan Eropa Timur.
Hal tersebut disampaikan Bendahara Umum Gapki Kanya Lakshmi Sidarta. Dalam keterangan persnya, kemarin (23/11), dia menyatakan, jumlah ekspor minyak sawit dari Indonesia ke Rusia diperkirakan lebih dari 700 ribu ton hingga akhir 2016.
"Padahal jika digarap serius, potensi permintaannya lebih dari 1 juta ton. Itu baru dari Rusia, belum negara-negara lain di Eropa Timur," kata Lakshmi.
Permintaan pasar ekspor atas produk CPO dan turunannya dari Indonesia dia yakini masih sangat lebar. Jika selama ini pangsa pasar banyak datang dari importir tradisional, seperti India, Republik Rakyat Tiongkok, dan Uni Eropa, potensi negara lain juga disebutnya tak kalah besar. Termasuk Rusia dan negara lain di kawasan timur Eropa.
Pertengahan 2016 lalu, Lakshmi dan sejumlah pengurus pusat Gapki bersama wakil dari pemerintah memang sempat berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan wakil pemerintah dan pengusaha dari Negeri Beruang Merah tersebut. Pada pertemuan itu, dibahas berbagai peluang usaha serta upaya membuka pasar Rusia lebih besar bagi produk CPO maupun produk olahan minyak sawit dari Indonesia.
"Mereka sangat antusias untuk membeli lebih banyak minyak sawit kita," kata Lakshmi, yang saat ini menjadi advisor for palm oil business di Tiga Pilar Sejahtera Group dan pernah menjabat Direktur Independen PT Golden Plantation Tbk.
Prospek pasar Rusia menarik dan memiliki peluang masih cukup besar untuk negara tujuan ekspor. Tren volume ekspor minyak sawit ke negara bekas Uni Soviet itu terus meningkat.
Pada 2012, volume ekspor tercatat sebesar 356 ribu ton, dan naik menjadi 570 ribu ton pada 2014. Kemudian, pada 2015 kembali naik menjadi 657 ribu ton. Tahun ini, total volume ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia ditarget melampaui 700 ribu ton.
"Jika minyak sawit Indonesia terus dikenalkan ke sana dan digarap lebih serius, angka lebih dari 1 juta ton CPO bisa masuk ke Rusia," terang Lakshmi.
Kesempatan kembali menjajaki pasar Rusia, kata dia, bisa dioptimalkan pada penyelenggaraan konferensi minyak sawit terbesar di dunia, Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua, Bali, yang berlangsung sejak kemarin (23/11) sampai besok (25/11). Dalam pertemuan itu, hadir pembicara dari Rusia, Oleg S Medvedev. Profesor dari Lomonosov Moscow State University dan akan berbicara mengenai isu kesehatan minyak sawit di masyarakat Eropa. (lhl/man/k15)
SUMBER : KALTIM POST, KAMIS, 24 NOVEMBER 2016
Hal tersebut disampaikan Bendahara Umum Gapki Kanya Lakshmi Sidarta. Dalam keterangan persnya, kemarin (23/11), dia menyatakan, jumlah ekspor minyak sawit dari Indonesia ke Rusia diperkirakan lebih dari 700 ribu ton hingga akhir 2016.
"Padahal jika digarap serius, potensi permintaannya lebih dari 1 juta ton. Itu baru dari Rusia, belum negara-negara lain di Eropa Timur," kata Lakshmi.
Permintaan pasar ekspor atas produk CPO dan turunannya dari Indonesia dia yakini masih sangat lebar. Jika selama ini pangsa pasar banyak datang dari importir tradisional, seperti India, Republik Rakyat Tiongkok, dan Uni Eropa, potensi negara lain juga disebutnya tak kalah besar. Termasuk Rusia dan negara lain di kawasan timur Eropa.
Pertengahan 2016 lalu, Lakshmi dan sejumlah pengurus pusat Gapki bersama wakil dari pemerintah memang sempat berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan wakil pemerintah dan pengusaha dari Negeri Beruang Merah tersebut. Pada pertemuan itu, dibahas berbagai peluang usaha serta upaya membuka pasar Rusia lebih besar bagi produk CPO maupun produk olahan minyak sawit dari Indonesia.
"Mereka sangat antusias untuk membeli lebih banyak minyak sawit kita," kata Lakshmi, yang saat ini menjadi advisor for palm oil business di Tiga Pilar Sejahtera Group dan pernah menjabat Direktur Independen PT Golden Plantation Tbk.
Prospek pasar Rusia menarik dan memiliki peluang masih cukup besar untuk negara tujuan ekspor. Tren volume ekspor minyak sawit ke negara bekas Uni Soviet itu terus meningkat.
Pada 2012, volume ekspor tercatat sebesar 356 ribu ton, dan naik menjadi 570 ribu ton pada 2014. Kemudian, pada 2015 kembali naik menjadi 657 ribu ton. Tahun ini, total volume ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia ditarget melampaui 700 ribu ton.
"Jika minyak sawit Indonesia terus dikenalkan ke sana dan digarap lebih serius, angka lebih dari 1 juta ton CPO bisa masuk ke Rusia," terang Lakshmi.
Kesempatan kembali menjajaki pasar Rusia, kata dia, bisa dioptimalkan pada penyelenggaraan konferensi minyak sawit terbesar di dunia, Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua, Bali, yang berlangsung sejak kemarin (23/11) sampai besok (25/11). Dalam pertemuan itu, hadir pembicara dari Rusia, Oleg S Medvedev. Profesor dari Lomonosov Moscow State University dan akan berbicara mengenai isu kesehatan minyak sawit di masyarakat Eropa. (lhl/man/k15)
SUMBER : KALTIM POST, KAMIS, 24 NOVEMBER 2016