
BALIKPAPAN. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (GAPKI) Kaltim Azmal Ridwan menyatakan, prospek sektor
perkebunan kelapa sawit di Kaltim masih sangat terbuka.
"Terkait sawit, banyak pengamat mengatakan, Sumatera Utara adalah masa
lalu, Jambi, Riau dan Sumatera Barat dan Selatan masa lalu. Bicara
prospek perkebunan sawit hari ini dan masa datang, maka jawabannya
adalah Kaltim," kata Azmal pada Workshop bertema Prospek dan Tantangan
Agribinis Kelapa Sawit, yang dihelat di Hotel Jatra Balikpapan, Sabtu
(20/12).
Azmal mengatakan, sektor perkebunan kelapa sawit tercatat menjadi salah
satu pilar ekonomi nasional. Saat krisis moneter hingga krisis ekonomi
global melanda dunia termasuk Indonesia, sektor perkebunan kelapa sawit
menjadi salah satu sektor usaha yang mampu bertahan hingga kini.
Suistainability-nya juga tidak perlu diragukan, mulai 1911 sejak
dimulainya usaha perkebunan sawit di Sumatera Utara, terbukti masih
bertahan.
"Sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Jika
rata-rata satu keluarga punya anggota keluarga satu istri dan dua anak,
maka tidak kurang 16 juta jiwa yang menggantungkan kehidupan pada bisnis
kelapa sawit ini," ujarnya.
Guna keberlangsungan usaha di sektor perkebunan kelapa sawit, Azmal
berharap pemerintah dapat memberi perhatian terutama terkait regulasi
sektor sawit yang sering berubah. Demikian pula terkait proses perizinan
dan biayanya.
"Terkadang ada ketidaksinkronan kebijakan antarinstansi terkait dan itu menyulitkan kami," keluhnya.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim H Mukmin Faisyal yang hadir dalam
workshop HUT Dinas Perkebunan Kaltim ke-57 itu, mengatakan, prospek
usaha dan tantangan di era pemerintah baru tentu ada. GAPKI perlu
mencermati dan melakukan langkah-langkah antisipasi agar usaha terus
berjalan berkesinambungan, menguntungkan pengusaha tetapi juga memberi
dampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.
"Prospek dan potensi agribisnis sawit masih sangat baik, terlebih jika ditinjau dari sisi pengembangan produk," kata Mukmin.
GAPKI menurutnya, harus tetap optimis, sebab pengembangan agribisnis
kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan,
peningkatan produktifitas serta semakin berkembangnya industri hilir.
"Kita juga mulai mempersiapkan kawasan ekonomi khusus di Maloy, Kutai
Timur yang meliputi tiga zona, yaitu areal pelabuhan, areal komersil,
areal industri dan perkantoran," ujar Mukmin.
Pemprov Kaltim dalam pengembangan ke depan akan terus berusaha
menumbuhkembangkan usaha perkebunan kelapa sawit dengan sasaran memacu
aktivitas ekonomi di pedesaan, membuka lapangan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
"Karena itu upaya pengembangan industri pengolahan CPO dan produk
turunannya harus kita dorong, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah,"
ujar Wagub.
Hal itu penting, karena tantangan ke depan sangat berat menyusul
diberlakukannya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang, yang
menuntut semua pelaku usaha lebih professional dan mempunyai daya
saiang yang kuat di pasar global. (gie/sul/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM