(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Pelatihan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

24 September 2012 Admin Website Artikel 4613

SAMARINDA. Kebakaran lahan  dan kebun hampir terjadi setiap tahun terutama pada musim kemarau panjang. Ekstensifikasi lahan yang tidak berwawasan lingkungan juga menjadi salah satu penyebab kebakaran lahan yang berdampak negatif pada beberapa aspek, baik ekonomi, sosial, ekologis maupun politis.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Ir. Etnawati,M.Si yang diwakili oleh Kepala Bidang Perlindungan, Ir.H. Yus Alwi Rahman, M.Si mengatakan masalah kebakaran lahan dan kebun merupakan hal yang wajib dicegah, agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan. Oleh karena itu, pihaknya melaksanakan Pelatihan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun yang diperuntukkan bagi petugas perkebunan di Kabupaten/Kota dan perusahaan perkebunan besar di Kaltim, 20-22 September 2012.

Menurutnya, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan kebun di wilayah Kaltim,oleh karena itu diperlukan juga meningkatkan kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan SDM petugas kebakaran di Kabupaten/Kota.

"Dalam kegiatan ini juga perlu ditingkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna sehingga dapat menanggulangi kebakaran lahan dan kebun yang disebabkan faktor iklim yang ekstrem (El Nino) dan faktor manusia itu sendiri", ungkap Yus Alwi.

Dalam pelatihan ini. peserta akan diberikan pengarahan dan tatacara penggunaan dan fungsi peralatan pemadam kebakaran yang kemudian akan dilanjutkan praktik lapangan di Kebun Raya Unmul Samarinda, diikuti sebanyak 40 orang peserta dari dinas yang membidangi perkebunan di Kabupaten/Kota dan perusahaan perkebunan yang berada di Kaltim dengan menghadirkan narasumber dari UPTD PKHL Dinas Kehutanan Kaltim.

"Dengan adanya pelatihan ini, maka tersedia petugas pengendalian kebakaran lahan dan kebun yang mampu memberikan petunjuk dan pembinaan kepada masyarakat dalam melakukan pembukaan lahan tanpa bakar, jugatersedia petugas yang mampu mendeteksi adanya hospot (titik api) yang timbul dengan menggunakan satelit", harap Yus Alwi lagi. (rey)

SUMBER : BIDANG PERLINDUNGAN

Artikel Terkait