Malinau Kembangkan Teh Berkualitas Tinggi
06 Oktober 2008
Admin Website
Artikel
4080
#img1# Selain didukung dengan curah hujan yang baik serta tanah yang subur, datarannya juga sangat mendukung karena berada pada ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut (DPL).
Berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, tanaman teh yang dikembangkan di Kayan Selatan merupakan jenis teh berkualitas (Camellia sinensis).
Selain bibit yang dikirim merupakan bibit unggul pilihan, budi daya tanaman teh tersebut juga di pengaruhi oleh iklim dan kesuburan tanah sehingga mempengaruhi kualitas yang semakin bagus.
Direktur PPTK Dr Ir Joko Santoso MS mengatakan, ada dua jenis teh yang dikembangkan saat ini yakni Camellia sinensis dan Camellia asamcia. Kedua teh tersebut sangat cocok dikembangkan di Kayan Selatan.
"Untuk wilayah kalimantan, hanya Malinau yang bisa mengembangkan dua jenis budi daya tanaman teh berkualitas dan ini sudah di kaji di PPTK bahwa teh Malinau mempunyai ciri khusus. Jadi hanya Malinau yang bisa mengembangkan dua komoditi tanaman teh tersebut", ungkapnya.
Dikatakan, PPTK Gambung didukung oleh 22 orang peneliti dari berbagai disiplin ilmu, sehingga memudahkan pihaknya untuk meneliti dan mengembangkan teh untuk wilayah Malinau.
"Ada 22 orang tenaga ahli di PPTK yang meneliti semua permasalahan yang terdapat pada tanaman the. Baik tentang pengembangan teh maupun jenis penyakit yang diakibatkan oleh berbagai macam serangga", jelasnya.
Lebih jauh Joko Santoso menjelaskan, perkebunan teh yang dikembangkan oleh PPTK terdapat di dua lokasi berbeda yakni Gambung dan Cianjur. Teh yang dikembangkan di Indonesia merupakan perkebunan teh terluas di Asia Tenggara setelah Srilanka dan Kenya di urutan kedua dan ketiga.
Di PPTK Kabupaten Gambung luas perkebunan teh mencapai 400 hektare dan memproduksi jenis teh hitam, yang biasa di jumpai di pasaran dengan kemasan teh celup, serbuk, kotak maupun teh botol. Sementara di Cianjur luas perkebunan teh mencapai 70 hektare. Selain sebagai kebun percontohan untuk wisata, teh Cianjur juga memproduksi jenis teh hijau. Teh tersebut diproduksi dengan standar kualitas tinggi sehingga di ekspor sampai ke Eropa, Cina dan Jepang.
Diharapkan, teh hijau yang dikembangkan oleh Kayan Selatan dapat diproduksi dengan kualits ekspor, dan dijadikan kebun percontohan oleh PPTK kerjasama dengan pemkab Malinau.
Apabila produksinya sudah berjalan maka investasi yang akan menentukan pasar. Jika sudah menembus pasaran maka bukan tidak mungkin Malinau dikenal sampai ke mancanegara karena akan dicatat dalam lembaran sejarah dan ilmu pengetahuan.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 6 OKTOBER 2008