JAKARTA. Penaikan Bea
keluar (BK) kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil) dari 15% menjadi 16,5%
pada Januari lalu berimbas pada respon Malaysia terhadap kebijakan
Indonesia.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menuturkan selama
ini Malaysia merupakan pesaing Indonesia dalam ekspor produk kelapa
sawit. Akan tetapi produk yang kebanyakan diekspor oleh negara tersebut
adalah produk hilir, dengan porsi 60%. Sementara bahan baku produk hilir
tersebut didapat dari Indonesia.
Namun, kebijakan penaikan BK yang ditetapkan pemerintah Indonesia berdampak pada harga bahan baku.
"Repotnya, produk hilirnya, bahan bakunya dari kita. Sementara
akibat kebijakan BK yang mendorong hilirisasi ini, mereka menghadapi
masalah harga bahan baku produk mereka. Maka dari itu mereka merancang
kebijakan untuk merespon kebijakan Indonesia," ujar Bayu di kantornya,
Jakarta, akhir pekan lalu.
Meski tidak menjelaskan respon kebijakan yang akan dilakukan
pemerintah Malaysia, Bayu mengatakan tindakan yang akan dikeluarkan
negara tetangga tersebut cukup signifikan terhadap ekspor CPO Indonesia
ke depan.
"Sudah dibahas dan tampaknya mereka akan mengambil tindakan yang
cukup signifikan untuk melihat bahwa kebijakan BK indonesia tidak
berubah," jelas Bayu.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, MINGGU, 5 PEBRUARI 2012