JAKARTA. Pelaku industri kopi dalam negeri berambisi menjadi produsen kopi No.1
di dunia. Untuk mencapai itu, Indonesia butuh waktu bertahun-tahun.
Wakil
Ketua Umum Bidang Spesialti dan Industri Kopi Asosiasi Eksportir dan
Industri Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto mengatakan dalam 5 tahun
ke depan Indonesia akan menjadi negara penghasil kopi No. 2 di dunia
dan dalam 10-15 tahun kemudian bisa bertengger jadi produsen kopi No. 1
di dunia dari saat ini peringkat No.3 dunia.
"Total produksi
2010-2011 sebesar 600.000 ton dan target produksi 2011-2012 mencapai
650.000 ton. Untuk 5 tahun kedepan kita menargetkan total produksi
menjadi 1,3-1,4 juta ton dan menjadi No. 2 di dunia. Kemudian pada 10-15
tahun kedepan kita menargetkan menjadi No. 1 dengan produktivitas
lahan," katanya saat ditemui pada acara Kontes Kopi Spesialti Indonesia
Ke-4 yang bertempat di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu
(16/11/2011)
Ia menambahkan untuk menjadi No. 2 ada beberapa
langkah yang ditempuh salah satunya dengan menggandakan produksi pohon
yang sudah ada dengan cara mempelajari genetiknya. Penelitian ini
dilakukan untuk menyeleksi bibit dan menyesuaikan bibit dengan tanah
tertentu agar bisa berkembang dengan pesat sehingga berproduksi bisa dua
kali lipat.
"Kita sekarang lagi mempelajari genetiknya. Kita
meneliti bibit-bibit kopi untuk ditanam di tanah tertentu atau di tanah
yang cocok agar berproduksi double. Bibit A ketemu dengan tanah A baru
bisa berkembang dengan pesat. Saya akan mulai di lahan di Jawa. Kalau
sudah berhasil itu akan dilakukan di seluruh Indonesia," jelasnya
Pranoto
juga mengatakan Indonesia akan terus memperluas hasil produksi kopi
untuk di pasarkan ke pasar global. Salah satunya adalah China yang akan
menjadi target pasar.
"Mata kita harus melihat China adalah
potensial market kita, kalau China akan betul-betul seperti Jepang akan
mengkonsumsi kopi maka kita butuh 1 negara seperti Vietnam produksinya,
jadi kita perlu 1,2 juta ton. Makanya nanti yang kedepannya kita tidak
akan pusing melihat pasar Eropa atau AS. Kalau dengan adanya pasar China
saja udah terjual habis. Makanya kita tidak boleh berhenti karena
konsumsi dunia makin meningkat, karena China nanti kita akan jadi double
konsumsi dunia dalam bentuk biji maupun olahan," katanya.
Untuk
tahun 2011-2012, ia optimistis bahwa ekspor kopi Indonesia akan
meningkat karena dunia sekarang sedang kekurangan kopi. Ia menggambarkan
aturan ekspor kopi sebelumnya hanya grade 4. Namun sekarang ini banyak
grade 5, 6, 7 yang diekspor karena di dunia ini lagi kekurangan kopi.
"Ekspor
kita itu 2010-2011 sekitar 600.000 ton. Tahun lalu 720.000 ton. Yang
100.000 lebih itu sampahnya kopi. Yang biji jelek, bubuk. Nilai sangat
tinggi karena harga lagi bagus. Sampah kopi Arabica bisa laku US$ 3
dolar. Zaman dulu grade 1 kita baru US$ 3 dan luas lahan kopi di
Indonesia itu 1,3 juta hektar. Hasilnya 700-800 kilo per hektar,"
katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, RABU, 16 NOPEMBER 2011