TENGGARONG. Penas XIII Petani Nelayan 2011 resmi ditutup, Kamis (23/6)
kemarin. Apa yang seharusnya bisa dipetik dari gelar akbar petani
nelayan nasional tersebut? Jawabnya tidak jauh dari tuntutan
keberpihakan kebijakan nasional kepada para petani dan peningkatan
pengetahuan sebagai motivator peningkat semangat petani.
"Sukses Penas jangan hanya dilihat dari sisi seremonialnya saja. Lebih
penting dari itu, ke depan adalah bagaimana pengetahuan para petani
nelayan bisa lebih ditingkatkan sehingga tujuan utama penyelenggaraan
Penas benar-benar tercapai," kata Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan
Andalan Kaltim, HM Yadi Sofyan Noor, usai penutupan Penas XIII oleh
Menteri Pertanian Suswono.
Gambaran peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani nelayan
setidaknya bisa dilakukan dengan memperbanyak program pelatihan yang
lebih mudah diserap dan diimplementasikan petani nelayan dalam aktifitas
mereka sehari-hari.
Potensi pertanian Kaltim yang tumbuh subur di sekitar area display Penas
XIII menurut Yadi Sofyan Noor menjadi logika yang sangat mudah untuk
dijelaskan. Artinya, potensi pertanian Kaltim ternyata begitu luar
biasa jika dikelola dengan serius dan benar.
"Kita bisa lihat display Penas. Saya kira, petani kita perlu terus
dipacu dan ditingkatkan pengetahuan tehnis dan aplikasi lapangan tentang
pertanian dengan pola-pola yang mudah diserap. Jika itu bisa
ditingkatkan, saya sangat yakin pertanian Kaltim akan semakin maju,"
jelasnya.
Terkait masalah permodalan yang kerap menganggu pengembangan usaha
pertanian, Yadi Sofyan Noor mengatakan pemerintah perlu segera
memikirkan kebijakan baru tentang Perbankan menuju keberpihakan terhadap
rakyat. Usul pendirian Bank Pertanian menurutnya sangat baik, tetapi
sangat penting untuk dipikirkan agar petani tidak lagi-lagi berhadapan
dengan prosedur Perbankan yang rumit dan sulit.
"Pemerintah perlu segera memikirkan sistem Perbankan yang mudah seperti
pegadaian. Ibaratnya, petani yang tidak bersekolah sekalipun bisa
memperoleh pinjaman," beber Sofyan Noor yang biasa disapa Ucup.
Tapi Sekretaris Jenderal Kelompok KTNA ini juga mengakui tidak mudah
untuk mewujudkan pola perbankan seperti itu.
Kemudahan itu bisa
diwujudkan jika reformasi agraria berjalan baik termasuk proses
pembuatan sertifikat lahan para petani. Dengan dasar sertifikat
tersebut, para petani akan lebih mudah mendapatkan pinjaman.
Sementara itu terkait pelaksanaan Penas kali ini, Yadi Sofyan Noor
mengatakan secara umum penyelenggaraan berjalan sukses dan lancar,
meski diakui masih terjadi sejumlah kekurangan.
"Alhamdulillah, Penas berjalan sukses dan lancar. Tetapi kami tetap akan
melakukan evaluasi setelah ini," pungkasnya.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM