Lahan Tidur Jadi Kebun Sawit
SANGATTA. Bupati Kutim Isran Noor mengatakan, dampak pembangunan
perkebunan kelapa sawit didaerah ini sudah dirasakan masyarakat. Apabila
sebelumnya lahan hanya merupakan lahan tidur yang ditumbuhi alang-alang
sehingga sering mudah terbakar, sekarang sudah berubah menjadi kebun sawit.
"Yang penting, sekarang tidak pernah lagi terjadi musibah
kebakaran seperti dulu, karena lahan tidur sudah menjadi kebun sawit dan
dirawat dengan baik. Meskipun ada kebakaran, pihak perusahaan secepatnya
berusaha memadamkan api," kata Isran Noor sebelum melakukan peletakan batu
pertama pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) PT. Sinergi Agro Industri (SAI)
di Kecamatan Sandaran, belum lama ini.
Isran mengaku bangga lantaran keberadaan kebun sawit bisa
dirasakan masyarakat secara langsung. Terutama mampu mengangkat derajat
kehidupan masyarakat, baik di pedalaman maupun pesisir Kutim.
Hadir pada acara itu Wabup Ardiansyah Sulaiman, Unsur Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) seperti Dandim 0909/Sangatta Letkol Inf Andi Gunawan dan Wakapolres Kompol Ahmad
Fanani. Selanjutnya Ketua DPRD Alfian Aswad, Sekretaris Kabupaten (Sekkab)
Ismunandar, Asisten Pemerintahan Syarifuddin. Kemudian sejumlah Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan
Undangan.
Kedatangan Bupati dan rombongan di Sandaran ini merupakan
rangkaian safari Ramadhan dan kunjungan kerja. Kesempatan tersebut dimanfaatkan
jajaran Pemkab Kutim melakukan silahturahmi dengan masyarakat daerah pesisir.
Sementara itu CEO PT. Sinergi Agro Industri (SAI) Velayuta
menyatakan, keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sandaran telah
mampu membuka peluang kerja bagi masyarakat, baik warga local maupun pendatang.
Hal ini terlihat jumlah penduduk mencapai sekitar 5.000 jiwa bermukim disekitar
lokasi perkebunan kelapa sawit PT. SAI.
Pihaknya memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan bidang
usaha yang berkelanjutan, guna memberdayakan masyarakat local. Salah satunya,
sejak tahun 2008 bekerja sama dengan perguruan tinggi melakukan pembekalan dan
training bagi pekerja agar menjadi lebih prefesional.
"Saat ini, kami mengelola kebun sawit seluas 8.000 hektare,
sehingga diperlukan sebuah pabrik untuk menampung produksinya kelak. Sehingga
sekarang kita bakal membangun pabrik dan diharapkan memiliki dampak positif
terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitarnya. Pabrik ini memiliki
kapasitas 90 ton per jam dan merupakan yang terbesar di Sandaran," jelasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 3 JULI 2014