Kelapa Sawit Masih Menjadi Primadona Perkebunan di Kaltim
14 Januari 2015
Admin Website
Berita Daerah
5097
SAMARINDA. Berdasarkan hasil survey Badan Pusat
Statistik (BPS) Kaltim terhadap kegiatan pertanian dalam arti luas
khususnya sub sektor perkebunan ternyata komoditas kelapa sawit masih
menjadi primadona tanaman perkebunan di Kaltim pada 2015.
"Kelapa sawit masih sangat diminati masyarakat untuk pengembangan komoditas tanaman perkebunan. Karena komoditas ini mampu memberikan keuntungan lebih besar dari komoditas lain," kata Kepala BPS Kaltim Aden Gultom, beberapa waktu lalu.
Aden menyebutkan dari lima komoditas unggulan tanaman perkebunan berupa kelapa sawit, karet, kakao, lada dan kelapa dalam. Ternyata tiga dari lima komoditas tersebut lebih banyak ditanam dan dikembangkan masyarakat.
Tiga komoditas tanaman perkebunan yang disurvei yakni kelapa sawit, kakao dan karet dinilai memberikan lebih besar keuntungan dibanding komoditas lain, yakni kelapa sawit di Kaltim memberikan keuntungan 32,3 persen perhektare.
Sementara untuk Kaltara lebih besar lagi keuntungan yang diperoleh masyarakat mencapai 52,17 persen. Sedangkan komoditas kakao hanya memberikan keuntungan sekitar 14 hingga 28 persen dan karet sebesar 20,17 persen.
Secara terinci ujar Aden, rata-rata biaya produksi usaha perkebunan setahun perhektar baik sawit maupun karet sebesar Rp3,5 juta. Biaya pengeluaran paling besar untuk tenaga kerja perkebunan sawit sebesar 44,95 persen sementara karet sebesar 52,45 persen.
"Untuk komoditas kakao rata-rata biaya produksi mencapai Rp2,9 juta setahun perhektar. Sedangkan biaya pengeluaran usaha perkebunan kakao yaitu pada upah pekerja sebesar 41,84 persen dari total biaya," ungkap Aden Gultom.
Dia menambahkan, program sejuta hektare sawit tahap kedua pada 2013-2018 yang ditetapkan Gubernur Awang Faroek Ishak dengan kondisi alam dan keuntungan yang peroleh pekebun tentu akan mudah diwujudkan.
"Optimisme pekebun akan terbangun dengan dukungan kondisi alam serta kebijakan pemerintah daerah dan keuntungan diperoleh sehingga komoditas sawit tetap menjadi primadona tanaman perkebunan terutama dalam mewujudkan sejuta hektare tahap kedua," ujar Aden Gultom. (yans/sul/es/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Kelapa sawit masih sangat diminati masyarakat untuk pengembangan komoditas tanaman perkebunan. Karena komoditas ini mampu memberikan keuntungan lebih besar dari komoditas lain," kata Kepala BPS Kaltim Aden Gultom, beberapa waktu lalu.
Aden menyebutkan dari lima komoditas unggulan tanaman perkebunan berupa kelapa sawit, karet, kakao, lada dan kelapa dalam. Ternyata tiga dari lima komoditas tersebut lebih banyak ditanam dan dikembangkan masyarakat.
Tiga komoditas tanaman perkebunan yang disurvei yakni kelapa sawit, kakao dan karet dinilai memberikan lebih besar keuntungan dibanding komoditas lain, yakni kelapa sawit di Kaltim memberikan keuntungan 32,3 persen perhektare.
Sementara untuk Kaltara lebih besar lagi keuntungan yang diperoleh masyarakat mencapai 52,17 persen. Sedangkan komoditas kakao hanya memberikan keuntungan sekitar 14 hingga 28 persen dan karet sebesar 20,17 persen.
Secara terinci ujar Aden, rata-rata biaya produksi usaha perkebunan setahun perhektar baik sawit maupun karet sebesar Rp3,5 juta. Biaya pengeluaran paling besar untuk tenaga kerja perkebunan sawit sebesar 44,95 persen sementara karet sebesar 52,45 persen.
"Untuk komoditas kakao rata-rata biaya produksi mencapai Rp2,9 juta setahun perhektar. Sedangkan biaya pengeluaran usaha perkebunan kakao yaitu pada upah pekerja sebesar 41,84 persen dari total biaya," ungkap Aden Gultom.
Dia menambahkan, program sejuta hektare sawit tahap kedua pada 2013-2018 yang ditetapkan Gubernur Awang Faroek Ishak dengan kondisi alam dan keuntungan yang peroleh pekebun tentu akan mudah diwujudkan.
"Optimisme pekebun akan terbangun dengan dukungan kondisi alam serta kebijakan pemerintah daerah dan keuntungan diperoleh sehingga komoditas sawit tetap menjadi primadona tanaman perkebunan terutama dalam mewujudkan sejuta hektare tahap kedua," ujar Aden Gultom. (yans/sul/es/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM