Kaltim Sertifikasi 2,3 Juta Benih Sawit
19 Juli 2012
Admin Website
Artikel
3993
SAMARINDA. Selama triwulan kedua (April-Juni) tahun ini, Dinas
Perkebunan (Disbun) Kaltim melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pengawasan Benih Perkebunan telah melakukan sertifikasi benih kelapa
sawit mencapai 2.389.744 (2,38 juta) kecambah yang diedarkan di wilayah
Kaltim.
Kepala Disbun Kaltim, Etnawati mengatakan sertifikasi terhadap benih kelapa sawit ini sebagai upaya pemerintah melalui instansi teknis memberikan jaminan terhadap bibit maupun benih tanaman perkebunan bagi masyarakat.
Apalagi, saat ini diindikasikan telah banyak beredar bibit kelapa sawit palsu atau tanpa disertai surat sertifikasi dari sumber benih resmi yang ditunjuk pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
Selain itu, ketersediaan bibit sawit di Kaltim sesuai dengan kebutuhan daerah untuk didistribusikan kepada perusahaan perkebunan sawit (inti) maupun masyarakat atau petani pekebun (plasma).
Terutama ketersediaan bibit sawit bersertifikasi ini untuk memenuhi dan mencukupi penanaman Sejuta Hektare Sawit. Hal ini sejalan dengan program Gubernur Awang Faroek Ishak untuk pengembangan program pertanian dalam arti luas.
Bahkan, dengan pengembangan program Sejuta Hektare Kelapa Sawit yang dimulai 2009 hingga 2013 mendatang, diharapkan mampu menjadikan Kaltim sebagai pusat agro industri dan energi terkemuka.
"Sebagai sentra pengembangan sawit untuk produk hulu hingga hilir, telah ditetapkan di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur. Sesuai dengan ditunjuknya daerah ini sebagai kawasan pengembangan kluster industri berbasis pertanian dan oleochemichal," ujar Etnawati, kemarin.
Sementara itu untuk pengembangan perkebunan sawit dapat dilakukan melalui pola Perkebunan Besar Swasta (PBS), Perkebunan Besar Negara (PBN) maupun Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Swadaya dan swadaya masyarakat.
Keperluan benih sawit di Kaltim selama triwulan 2012 berdasarkan Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2B-KS) yang dikeluarkan Disbun Kaltim, yakni 2.38 juta kecambah dari sumber benih resmi dan tampaknya keperluan benih sawit semakin meningkat.
Sumber benih yang resmi di Indonesia berjumlah 10 perusahaan, diantaranya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan PT Socfindo serta PT London Sumatera (Lonsum) Medan, PT Bina Sawit Makmur (Sampoerna Agro) dan PT Tania Selatan (Wilmar International) Sumatera Selatan.
Termasuk PT Dami Mas (Sinar Mas Agro Resources and Technology) dan PT. Sarana Inti Pratama (Salim Grup) Pekanbaru, PT Tunggal Yunus Estate (Asian Agri Group) Riau, PT Bakti Tani Nusantara Batam dan PT Sasaran Eksan Mekarsari (Mekarsari) Bogor.
"Benih merupakan faktor awal dan kunci utama keberhasilan usaha perkebunan. Disinilah pentingnya sertifikasi benih sawit selain memberikan jaminan bibit unggul, juga untuk mencegah terjadinya peredaran benih sawit palsu yang semakin marak," jelasnya.
Dari hasil pelaksanaan sertifikasi benih perkebunan sejak Januari 2012 telah disertifikasi benih sawit 4.537.429 (4,53 juta) kecambah dan 427.300 bibit. Sedangkan bibit kakao adalah 416.381 bibit dan karet 473.779 bibit serta entres karet 1.270 batang.
Sedangkan luas penanaman khusus kelapa sawit sampai Juni 2012 telah tertanam sekitar 859.533 hektare, sehingga untuk mencapai target satu juta hektare masih diperlukan luasan lahan sekitar 140.467 hektare lagi. (yans/hmsprov).
SUMBER : UPTD PENGAWASAN BENIH PERKEBUNAN & HUMAS PROV KALTIM
Kepala Disbun Kaltim, Etnawati mengatakan sertifikasi terhadap benih kelapa sawit ini sebagai upaya pemerintah melalui instansi teknis memberikan jaminan terhadap bibit maupun benih tanaman perkebunan bagi masyarakat.
Apalagi, saat ini diindikasikan telah banyak beredar bibit kelapa sawit palsu atau tanpa disertai surat sertifikasi dari sumber benih resmi yang ditunjuk pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
Selain itu, ketersediaan bibit sawit di Kaltim sesuai dengan kebutuhan daerah untuk didistribusikan kepada perusahaan perkebunan sawit (inti) maupun masyarakat atau petani pekebun (plasma).
Terutama ketersediaan bibit sawit bersertifikasi ini untuk memenuhi dan mencukupi penanaman Sejuta Hektare Sawit. Hal ini sejalan dengan program Gubernur Awang Faroek Ishak untuk pengembangan program pertanian dalam arti luas.
Bahkan, dengan pengembangan program Sejuta Hektare Kelapa Sawit yang dimulai 2009 hingga 2013 mendatang, diharapkan mampu menjadikan Kaltim sebagai pusat agro industri dan energi terkemuka.
"Sebagai sentra pengembangan sawit untuk produk hulu hingga hilir, telah ditetapkan di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur. Sesuai dengan ditunjuknya daerah ini sebagai kawasan pengembangan kluster industri berbasis pertanian dan oleochemichal," ujar Etnawati, kemarin.
Sementara itu untuk pengembangan perkebunan sawit dapat dilakukan melalui pola Perkebunan Besar Swasta (PBS), Perkebunan Besar Negara (PBN) maupun Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Swadaya dan swadaya masyarakat.
Keperluan benih sawit di Kaltim selama triwulan 2012 berdasarkan Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit (SP2B-KS) yang dikeluarkan Disbun Kaltim, yakni 2.38 juta kecambah dari sumber benih resmi dan tampaknya keperluan benih sawit semakin meningkat.
Sumber benih yang resmi di Indonesia berjumlah 10 perusahaan, diantaranya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan PT Socfindo serta PT London Sumatera (Lonsum) Medan, PT Bina Sawit Makmur (Sampoerna Agro) dan PT Tania Selatan (Wilmar International) Sumatera Selatan.
Termasuk PT Dami Mas (Sinar Mas Agro Resources and Technology) dan PT. Sarana Inti Pratama (Salim Grup) Pekanbaru, PT Tunggal Yunus Estate (Asian Agri Group) Riau, PT Bakti Tani Nusantara Batam dan PT Sasaran Eksan Mekarsari (Mekarsari) Bogor.
"Benih merupakan faktor awal dan kunci utama keberhasilan usaha perkebunan. Disinilah pentingnya sertifikasi benih sawit selain memberikan jaminan bibit unggul, juga untuk mencegah terjadinya peredaran benih sawit palsu yang semakin marak," jelasnya.
Dari hasil pelaksanaan sertifikasi benih perkebunan sejak Januari 2012 telah disertifikasi benih sawit 4.537.429 (4,53 juta) kecambah dan 427.300 bibit. Sedangkan bibit kakao adalah 416.381 bibit dan karet 473.779 bibit serta entres karet 1.270 batang.
Sedangkan luas penanaman khusus kelapa sawit sampai Juni 2012 telah tertanam sekitar 859.533 hektare, sehingga untuk mencapai target satu juta hektare masih diperlukan luasan lahan sekitar 140.467 hektare lagi. (yans/hmsprov).
SUMBER : UPTD PENGAWASAN BENIH PERKEBUNAN & HUMAS PROV KALTIM