Isran : Tidak Benar Kebun Sawit Rusak Lingkungan
18 Juni 2012
Admin Website
Artikel
4641
SANGATTA. Kutim yang memiliki 18 wilayah kecamatan
terus melakukan berbagai pembenahan. Baik pembangunan fisik maupun
ekonomi, melalui dana pemerintah maupun swasta. Salah satu contoh di
kawasan pedalaman yang terus mengalami kemajuan setelah disentuh
investor. Keberadaan investor, terutama di bidang perkebunan kelapa
sawit maupun lainnya, diharapkan ikut memberikan andil dalam pembangunan
daerah ini.
"Saat ini pertumbuhan ekonomi semakin maju di kawasan pedalaman. Ini menunjukkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam berbagai hal," kata Bupati Kutim Isran Noor. Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di pedalaman bisa dilihat dari perkembangan usaha di tengah masyarakat. Adanya investor yang masuk ke kecamatan, menambah semarak perkembangan ekonomi masyarakat.
Keberadaan perkebunan sawit yang dikelola perusahaan maupun masyarakat katanya, telah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat, sehingga kesejahteraan juga semakin meningkat. Mantan Asisten Ekonomi Pembangunan Setkab Kutim ini mengajak seluruh warga di daerah ini untuk menjaga situasi Kutim agar tetap kondusif.
"Marilah kita pererat tali persaudaraan sehingga kita saling menjaga satu sama lain. Saya juga menyampaikan permintaan maaf bila selama memimpin Kutim ini terdapat kekurangan atau kurang puas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ini.
Dengan kebersamaan menurut Isran, masyarakat akan semakin kompak dan bersatu padu menjaga ketenteraman dan keamanan. Bila kondisi aman dan tenteram, semua pihak dengan mudah melakukan aktivitas dan berusaha. Contohnya di Kongbeng dan Muara Wahau yang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit di Kutim, perekonomian warganya semakin maju. Di kawasan ini, peredaran uang mencapai Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar tiap bulan.
Selain itu, perekonomian di kawasan Sangkulirang dan sekitarnya juga sudah mulai menggeliat setelah adanya perkebunan kelapa sawit. "Kita harapkan keberadaan perkebunan sawit di Kutim ini benar-benar membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Isran.
Tak heran, jika Isran dengan tegas menolak bila ada yang menyatakan perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan. Sebab di Kutim sudah membuktikan keberadaan perkebunan sawit memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat Kutim, baik secara ekonomi maupun lingkungan. "Jika dulunya lahan dibiarkan begitu saja, kini bisa ditanami sawit dan lebih produktif. Jika dikatakan merusak lingkungan, itu tidak benar," ujarnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 17 JUNI 2012
"Saat ini pertumbuhan ekonomi semakin maju di kawasan pedalaman. Ini menunjukkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam berbagai hal," kata Bupati Kutim Isran Noor. Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di pedalaman bisa dilihat dari perkembangan usaha di tengah masyarakat. Adanya investor yang masuk ke kecamatan, menambah semarak perkembangan ekonomi masyarakat.
Keberadaan perkebunan sawit yang dikelola perusahaan maupun masyarakat katanya, telah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat, sehingga kesejahteraan juga semakin meningkat. Mantan Asisten Ekonomi Pembangunan Setkab Kutim ini mengajak seluruh warga di daerah ini untuk menjaga situasi Kutim agar tetap kondusif.
"Marilah kita pererat tali persaudaraan sehingga kita saling menjaga satu sama lain. Saya juga menyampaikan permintaan maaf bila selama memimpin Kutim ini terdapat kekurangan atau kurang puas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ini.
Dengan kebersamaan menurut Isran, masyarakat akan semakin kompak dan bersatu padu menjaga ketenteraman dan keamanan. Bila kondisi aman dan tenteram, semua pihak dengan mudah melakukan aktivitas dan berusaha. Contohnya di Kongbeng dan Muara Wahau yang menjadi sentra perkebunan kelapa sawit di Kutim, perekonomian warganya semakin maju. Di kawasan ini, peredaran uang mencapai Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar tiap bulan.
Selain itu, perekonomian di kawasan Sangkulirang dan sekitarnya juga sudah mulai menggeliat setelah adanya perkebunan kelapa sawit. "Kita harapkan keberadaan perkebunan sawit di Kutim ini benar-benar membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Isran.
Tak heran, jika Isran dengan tegas menolak bila ada yang menyatakan perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan. Sebab di Kutim sudah membuktikan keberadaan perkebunan sawit memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat Kutim, baik secara ekonomi maupun lingkungan. "Jika dulunya lahan dibiarkan begitu saja, kini bisa ditanami sawit dan lebih produktif. Jika dikatakan merusak lingkungan, itu tidak benar," ujarnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 17 JUNI 2012