SANGATTA. Kutim yang memiliki 18 wilayah kecamatan
terus melakukan berbagai pembenahan. Baik pembangunan fisik maupun
ekonomi, melalui dana pemerintah maupun swasta. Salah satu contoh di
kawasan pedalaman yang terus mengalami kemajuan setelah disentuh
investor. Keberadaan investor, terutama di bidang perkebunan kelapa
sawit maupun lainnya, diharapkan ikut memberikan andil dalam pembangunan
daerah ini.
"Saat ini pertumbuhan ekonomi semakin maju di kawasan pedalaman. Ini
menunjukkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam berbagai hal," kata
Bupati Kutim Isran Noor. Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di
pedalaman bisa dilihat dari perkembangan usaha di tengah masyarakat.
Adanya investor yang masuk ke kecamatan, menambah semarak perkembangan
ekonomi masyarakat.
Keberadaan perkebunan sawit yang dikelola perusahaan maupun masyarakat
katanya, telah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat, sehingga
kesejahteraan juga semakin meningkat. Mantan Asisten Ekonomi
Pembangunan Setkab Kutim ini mengajak seluruh warga di daerah ini untuk
menjaga situasi Kutim agar tetap kondusif.
"Marilah kita pererat tali persaudaraan sehingga kita saling menjaga
satu sama lain. Saya juga menyampaikan permintaan maaf bila selama
memimpin Kutim ini terdapat kekurangan atau kurang puas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat," kata Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten
Seluruh Indonesia (Apkasi) ini.
Dengan kebersamaan menurut Isran, masyarakat akan semakin kompak dan
bersatu padu menjaga ketenteraman dan keamanan. Bila kondisi aman dan
tenteram, semua pihak dengan mudah melakukan aktivitas dan berusaha.
Contohnya di Kongbeng dan Muara Wahau yang menjadi sentra perkebunan
kelapa sawit di Kutim, perekonomian warganya semakin maju. Di kawasan
ini, peredaran uang mencapai Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar tiap
bulan.
Selain itu, perekonomian di kawasan Sangkulirang dan sekitarnya juga
sudah mulai menggeliat setelah adanya perkebunan kelapa sawit. "Kita
harapkan keberadaan perkebunan sawit di Kutim ini benar-benar membawa
dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,"
kata Isran.
Tak heran, jika Isran dengan tegas menolak bila ada yang menyatakan
perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan. Sebab di Kutim sudah
membuktikan keberadaan perkebunan sawit memberikan manfaat bagi
kesejahteraan rakyat Kutim, baik secara ekonomi maupun lingkungan. "Jika
dulunya lahan dibiarkan begitu saja, kini bisa ditanami sawit dan lebih
produktif. Jika dikatakan merusak lingkungan, itu tidak benar,"
ujarnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 17 JUNI 2012