(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Isran : Sawit Bisa Berbuah Mobil

11 Februari 2011 Admin Website Artikel 2913

SANGATTA - Bupati Kutim H Isran Noor mengingatkan kepada masyarakat dan semua pihak agar tidak alergi terhadap tanaman kelapa sawit. Sebab, kebun kelapa sawit sudah membuktikan keberhasilan dan membawa dampak positif  bagi masyarakat daerah ini.

Harus diakui menurutnya, sekarang sudah banyak warga masyarakat di sejumlah kecamatan seperti Muara Wahau, Telen, Kaliorang dan sebagainya memiliki kebun sendiri, setelah perkebunan perusahaan berhasil dengan baik.

“Kelapa sawit memberikan banyak manfaat untuk kita.. Mengapa demikian, karena sawit bisa berbuah padi, berbuah mobil atau sepeda motor. Sebab, dari hasil kelapa sawit bisa dibelikan kelengkapan seperti itu atau dibelikan beras. Dengan demikian, masyarakat atau pihak mana jangan alergi atau tidak senang, lantaran adanya isu bahwa sawit bisa merusak lingkungan. Sudah banyak masyarakat Kutim bisa merasakan hasil kebun sawit tersbeut,” ujar Isran belum lama ini.

Dikatakan, pembangunan perkebunan kelapa sawit ini sekarang sudah merambah hamper seluruh kecamatan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, lantaran kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat besar manfaatnya terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Jika ada pihak-pihak tertentu yang mengatakan sawit merusak lingkungan, tentunya tidak perlu didengar. Sebab, kenyataan di sini sangat jelas membawa dampak positif bagi masyarakat Kutim secara keseluruhan,” jelas Bupati.
Disebutkan, Kutim bakal lebih maju di masa mendatang, lantaran sudah banyak investor perkebunan kelapa sawit yang datang ke daerah ini. Selanjutnya kehadiran puluhan perusahaan perkebunan ini cukup memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.  

Kemudian Isran memberikan contoh di Muara Wahau dan Kongbeng yang sudah lebih dulu merasakan manfaat keberadaan investor sawit.

“Di kedua kecamatan tersebut, sekarang peredaran uang bisa mencapai puluan mimiliar dari hasil perkebunan sawit. Hal ini sangat dirasakan masyarakat sekitarnya, karena pekerja sebagian besar dari tenaga lokal,” tambahnya.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 11 PEBRUARI 2011

Artikel Terkait