(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Ini Bibit dari Pak Awang Faroek

19 September 2008 Admin Website Artikel 3611
Selanjutnya Awang Faroek keluar dari dalam mobil dan melangkah mendekati warga yang sedang mengumpulkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang baru saja dipetik dan ditelakkan di pinggir jalan. Pemandangan menarik itu, mengundang perhatian bupati dan rombongan untuk mengabadikan hasil kerja keras para petani. "Ayo ke sini, kita foto bersama-sama," ajak Awang Faroek.

Selanjutnya dalam tatap muka singkat itu, para petani sawit mengaku tiap bulan mendapat penghasilan rata-rata Rp 4 juta dari hasil jual TBS kelapa sawit kepada PT Swarkarsa. Dalam satu bulan kelapa sawit milik mereka itu bisa dipanen tiga kali. Mereka memetik antara 80 hingga 100 TBS per hari. Sedangkan harga jual TBS Rp 1.440 per kilogram.

"Untuk satu tandan sawit kadang-kadang mencapai tujuh kilogram beratnya. Jadi satu TBS seperti ini harganya bisa sepuluh ribu rupiah lebih," jelas Lambereda, salah seorang petani kelapa sawit tersebut.

Pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, mengaku tidak mau lagi kembali ke daerah asalnya, lantaran sudah menemukan kehidupan yang lebih baik di Kutim. Berkat binaan dan bantuan pemerintah kabupaten yang terus mendorong masyarakatnya agar tekun bekerja, dia mengaku merasakan manfaat yang sangat besar.

"Salah satu bantuan pemerintah kepada kaum petani yang telah membawa perubahan taraf hidup kami, adalah bantuan bibit kelapa sawit. Ini bibit sawit pemberian Pak Awang Faroek yang diserahkan tahun 2001 lalu," ungkapnya.

Pengakuan Lambereda itu dibenarkan petani lainnya. Menurut mereka, TBS sawit yang dipanen itu bersumber dari bantuan Pemkab Kutim. "Dulu Bapak Bupati yang membagi-bagikan bibit kelapa sawit kepada kaum petani untuk ditanam dan dipelihara dengan baik. Hasilnya kini sudah kami rasakan," lanjutnya.

Mendengar penuturan warga yang mendapat sentuhan langsung bantuan bibit kelapa sawit dari pemerintah, Awang Faroek mengaku bangga dan senang melihat petani yang dibina telah berhasil. "Inilah tujuan pemerintah membantu petani. Jadi program pembangunan yang sedang digalakkan pemerintah, tak lain adalah demi untuk kesejahteraan masyarakat," ujar Faroek.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 19 SEPTEMBER 2008

Artikel Terkait