JAKARTA. Industri teh Indonesia mengalami kolaps. Bahkan teh tidak termasuk dalam 10 komoditas ekspor utama Indonesia.
Itu karena rendahnya harga ekspor teh Indonesia serta membanjirnya
impor teh dari negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas
dengan Indonesia (Free Trade Agreement).
"Harga ekspor teh Indonesia hanya 65% dari Colombo Tea Auction (Sri
Lanka). Ditambah lagi impor meningkat drastis setelah adanya FTA. produk
impor teh dari Vietnam membanjiri Indonesia."
Itu disampaikan Kepala Bidang Usaha Pusat Penelitian Teh dan Kina PT Riset Perkebunan Nusantara Rohayati ketika ditemui usai roundtable kopi, kakao, dan teh di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (2/11).
Ia menuturkan, permasalahan industri teh nasional adalah sejak 2001
sebagian besar pengusaha teh merugi. Rendahnya harga ekspor indonesia di
pelelangan teh Jakarta (Jakarta Tea Auction) dibandingkan Colombo Tea
Auction di Sri Lanka dan Mombasa Tea Auction yang terletak di Kenya.
"Harga teh Indonesia hanya 65% dari harga teh Sri Lanka dan 70% dari Kenya," ujarnya.
Peningkatan impor teh melonjak hingga 31% pascapenerapan ASEAN Free
Trade Agreement (AFTA) pada 1 Januari 2010. Banjir impor ini didominasi
teh asal Vietnam.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 2 NOPEMBER 2011