(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Harga Sawit Masih Kinclong di 2011

03 Desember 2010 Admin Website Artikel 3485

Jakarta - Harga produk sawit dunia diperkirakan akan masih mengalami kenaikan di tahun 2011. Kenaikan harga masih bisa terjadi hingga 200-300 ringgit dari harga saat ini yang mencapai US$ 1.100 per metrik ton.

"Harga dalam jangka pendek masih akan meningkat. Jika kita melihat harga minyak mentah (fosil) akan meningkat hingga US$ 100 ini akan mengerek minyak nabati akan meningkat terutama sawit dan kedelai," kata Wakil Presiden Konsultan Industri Praktis Frost and Sullivan's Chris De Lavigne di acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2011 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Jumat (3/12/2010).

Lavigne menjelaskan bulan Januari dan selanjutnya di 2011 harga sawit dipastikan masih akan meningkat. Namun ia juga memperkirakan akan mulai terjadi penurunan di kuartal II dan kuartal III-2011.

"Memang sangat sulit memberikan prediksi angka di tahun depan. Banyak sekali perkiraan yang terlalu analitik. Dengan kita memberikan prediksi maka mempengaruhi spekulasi," katanya.

Menurutnya semua bisa terjadi pada harga sawit di tahun depan. Bahkan dengan lugas ia mengatakan tak mengagetkan jika harga sawit di tahun depan bisa menyentuh di angka US$ 2.500 per metrik ton dengan berbagai faktor seperti permintaan yang naik, tingkat produksi, iklim termasuk faktor minyak mentah.

Sementara itu Analis Komoditi Global dari Oil World Thomas Mielke memprediksi secara gamblang kenaikan harga sawit dunia di 2011. Ia juga mengatakan soal harga sawit tahun depan akan juga masih dipengaruhi dari kondisi ekonomi global yang terjadi.

"Kita mengharapkan melemah di Desember (2010). Sampai April 2011 harga lebih tinggi. Saya tak tahu berapa karena ketidakpastian cuaca. Mungkin 200-300 ringgit di atas harga sekarang ini," jelas Mielke.

Ia memperkirakan harga sawit pada bulan Januari-Maret 2011 menyentuh pada harga premium. Kemudian lanjut Mielke, puncak harga akan terjadi pada bulan Maret dan April 2011.

"Setelah itu akan terjadi penurunan harga setelah di dua bulan itu," katanya.

Sedangkan Presiden Direktur PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Ambono Janurianto berpendapat outlook atau pun prediksi harga sawit dunia biasanya hanya berlaku selama satu kuartal saja. Setelah itu biasanya harga sawit sulit ditebak karena ada faktor trader yang cukup mempengaruhi harga.

"Prediksi tahun kemarin saja meleset," katanya.

DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, JUMAT, 3 DESEMBER 2010

Artikel Terkait