Harga Sawit Masih Kinclong di 2011
Jakarta -
Harga produk sawit dunia diperkirakan akan masih mengalami kenaikan di
tahun 2011. Kenaikan harga masih bisa terjadi hingga 200-300 ringgit
dari harga saat ini yang mencapai US$ 1.100 per metrik ton.
"Harga
dalam jangka pendek masih akan meningkat. Jika kita melihat harga
minyak mentah (fosil) akan meningkat hingga US$ 100 ini akan mengerek
minyak nabati akan meningkat terutama sawit dan kedelai," kata Wakil
Presiden Konsultan Industri Praktis Frost and Sullivan's Chris De
Lavigne di acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2011 Price
Outlook di Nusa Dua, Bali, Jumat (3/12/2010).
Lavigne
menjelaskan bulan Januari dan selanjutnya di 2011 harga sawit dipastikan
masih akan meningkat. Namun ia juga memperkirakan akan mulai terjadi
penurunan di kuartal II dan kuartal III-2011.
"Memang sangat
sulit memberikan prediksi angka di tahun depan. Banyak sekali perkiraan
yang terlalu analitik. Dengan kita memberikan prediksi maka mempengaruhi
spekulasi," katanya.
Menurutnya semua bisa terjadi pada harga
sawit di tahun depan. Bahkan dengan lugas ia mengatakan tak mengagetkan
jika harga sawit di tahun depan bisa menyentuh di angka US$ 2.500 per
metrik ton dengan berbagai faktor seperti permintaan yang naik, tingkat
produksi, iklim termasuk faktor minyak mentah.
Sementara itu
Analis Komoditi Global dari Oil World Thomas Mielke memprediksi secara
gamblang kenaikan harga sawit dunia di 2011. Ia juga mengatakan soal
harga sawit tahun depan akan juga masih dipengaruhi dari kondisi ekonomi
global yang terjadi.
"Kita mengharapkan melemah di Desember
(2010). Sampai April 2011 harga lebih tinggi. Saya tak tahu berapa
karena ketidakpastian cuaca. Mungkin 200-300 ringgit di atas harga
sekarang ini," jelas Mielke.
Ia memperkirakan harga sawit pada bulan Januari-Maret 2011 menyentuh
pada harga premium. Kemudian lanjut Mielke, puncak harga akan terjadi
pada bulan Maret dan April 2011.
"Setelah itu akan terjadi penurunan harga setelah di dua bulan itu," katanya.
Sedangkan
Presiden Direktur PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Ambono Janurianto
berpendapat outlook atau pun prediksi harga sawit dunia biasanya hanya
berlaku selama satu kuartal saja. Setelah itu biasanya harga sawit sulit
ditebak karena ada faktor trader yang cukup mempengaruhi harga.
"Prediksi tahun kemarin saja meleset," katanya.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, JUMAT, 3 DESEMBER 2010