Harga CPO Bakal Kembali Naik
JAKARTA. Bulan September hingga Desember tahun ini diprediksi bakal terjadi lonjakan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Peningkatan ekspor CPO selama empat bulan terakhir itu akan membuat total volume ekspor CPO semester II 2012 menjadi 9,7 juta ton.
Fadhil Hasan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan peningkatan ekspor CPO pada September 2012-Desember 2012 didorong oleh kenaikan permintaan cadangan awal tahun. Selain itu, kenaikan itu dipicu oleh penurunan produksi minyak nabati lain seperti kedelai.
Sampai akhir tahun GAPKI memperkirakan ekspor CPO mencapai 17,59 juta ton, lebih rendah dari target awal 18 juta ton. Namun target itu lebih tinggi dari ekspor tahun lalu yang mencapai 16,43 juta ton.
Kenaikan permintaan di akhir tahun mungkin juga akan menggenjot harga CPO. Fadhil memperkirakan, harga CPO saat itu akan menembus US$ 1.000 per ton. Pada semester 1 2012 lalu, harga CPO sempat anjlok pada kisaran US$ 800 per ton. "Harga CPO bisa menyentuh level US$ 1.000 per ton pada akhir tahun," katanya.
Keyakinan yang sama di ungkapkan Susanto Ketua Bidang Pemasaran GAPKI. Menurutnya walau saat ini harga CPO internasional berada pada kisaran US$ 896-US$ 900 per ton, namun pada Agustus ini harganya sudah menjadi rata-rata US$ 920 per ton. "Penyerahan September turun menjadi US$ 896 per ton dan naik pada Oktober mendatang menjadi US$ 907 per ton. Kita lihat tren harga Oktober naik lagi," katanya.
Susanto optimistis harga CPO bakal terus naik lantaran ekonomi di China terus meningkat. Selain China permintaan CPO dari India juga akan membesar lantaran sejumlah perayaan hari raya di negara tersebut. Selama ini harga CPO turun karena permintaan lemah akibat krisis Eropa.
Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian
Pertanian (Kemtan) mengatakan sampai Juni 2012 ekspor CPO mencapai 7,9 juta
ton. "Kinerja ekspor CPO cukup baik meski harganya sempat tertahan, namun
hingga akhir tahun kami berharap ekspor lebih baik dibanding tahun lalu,"
katanya.
DIKUTIP DARI KONTAN, KAMIS, 23 AGUSTUS 2012