JAKARTA. Asosiasi
Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) tidak gentar dengan perlambatan ekonomi
yang ada di Amerika Serikat dan Eropa, karena produk kopi Indonesia
masih dapat diserap oleh pasar di luar kedua kawasan itu.
"Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Eropa membuat
AEKI membidik China sebagai negara tujuan ekspor," kata Wakil Ketua Umum
Bidang Industri AEKI Pranoto Soenarto, di Jakarta, Selasa (10/4).
Pranoto mengatakan China mulai lahir sebagai negara pecinta
kopi. Ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan eksportir kopi
nasional.
"Penduduk China mulai menyukai kopi, maka dibutuhkan satu
Vietnam lagi atau butuh produksi 1,2 juta ton biji kopi untuk diekspor
ke sana," ujarnya seraya menambahkan bahwa selama ini Vietnam menjadi
negara pengekspor kopi terbesar ke China.
Lebih lanjut, ia berpendapat petani dan eksportir Indonesia
tidak perlu khawatir dengan adanya krisis global di zona euro dan
Amerika Serikat. "Memang untuk investasi di dalam negeri terbilang cukup
rendah. Hal ini disebabkan budaya minum kopi, di mana masyarakat jika
sudah memiliki kepercayaan pada satu kopi tidak akan berpaling ke kopi
lain," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian
Perindustrian (Kemenperin) Benny Wahyudi mengatakan perkembangan sektor
industri kopi olahan sebenarnya cukup menggembirakan.
"Jumlah pengolahan kopi dari 77 perusahaan saat ini naik menjadi
81 perusahaan, belum lagi industri kecil dan rumah tangga yang banyak
menghasilkan kopi spesialti," katanya.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU, 11 APRIL 2012