Hamparan Kebun Sawit di Hutan Konservasi
06 Februari 2009
Admin Website
Artikel
6800
#img1# Sebelum melangkah jauh melestarikan lingkungan, pihak terkait perlu terlebih dahulu melakukan kesepakatan. Hal itu ditandai dengan penandatanganan kesepahaman pengelolaan hutan konvesvasi seluas 5.000 hektare dari 50.000 hektare di wilayah Kecamatan Muara Wahau.
Kegiatan penandatanganan Memorandum of Understanding (Mou) mengenai manajemen konservasi biodivesitas dilangsungkan di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM Jogjakarta, Selasa (3/1) lalu. Chief Executive Officer (CEO) PT Swakarsa Sinarsentosa, Arifin Cahyono, mengatakan terobosan baru yang dilaksanakan ini bertujuan menekan kerusakan lingkungan sebagai akibat pengembangan perkebunan kelapa sawit. Untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan dimaksud, maka perlu ada bentuk keseriusan antara pihak terkait. Termasuk perusahaan dan pihak akademis.
"Dalam membangun perkebunan kelapa sawit, tentunya ada aksi pembabatan untuk pembersihkan lahan. Nah, ketika kegiatan ini dilakukan maka sudah pasti flora dan fauna yang ada di sana menjadi terusik," terangnya.
Agar tumbuhan dan hewan yang ada di lingkungan perusahaan perkebunan kelapa sawit tadi tidak merasa diganggu keberadaannya, maka pihak manajemen PT Swakarsa Sinarsentosa melakukan upaya pelestarian hutan di dalam lokasi perkebunan kelapa sawit. Di lokasi PT Swarkarsa Sinarsentosa ada beberapa titik-titik yang memang disiapkan untuk hutan konservasi. Ada yang luasnya hanya sekitar 50 hektare. Ada juga yang luasnya ratusan hektare. Tujuannya, adalah agar tumbuh-tumbuhan di sana tetap terpelihara, termasuk spesies yang ada di Kaltim. Jika hutan itu terpelihara, maka hewan-hewan yang hidup di sana tidak terganggu karena dia merasa tetap hidup di lingkungannya.
"Kami sengaja menyediakan beberapa titik lokasi hutan konservasi di areal perusahaan. Ini dimaksudkan agar burung dan binatang lainnya yang hidup di sana bisa berpindah-pindah," jelasnya.
Sedangkan Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Mochammad Naim, menyatakan pihaknya siap membantu melakukan pengelolaan hutan konservasi di wilayah Kutim. Alasannya, di UGM banyak pakar kehutanan yang bisa berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, apa yang dilakukan PT Swakarsa Sinarsentosa merupakan hal yang bagus dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan melibatkan pihak yang memang menguasai bidangnya masing-masing.
"Mudah-mudahan perusahaan perkebunan kelapa sawit lainnya dapat mengembangkan pola ramah lingkungan dengan tetap menjaga kelangsungan hidup flora dan fauna di lokasi perusahaan," harap Naim.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 6 PEBRUARI 2009