Gubernur: Kaltim Tuan Rumah yang Baik
16 Juni 2011
Admin Website
Artikel
3656
TENGGARONG - Gubernur Awang Faroek resmi melepas Kontingen Penas XIII
Petani Nelayan Kaltim di Gedung Beladiri Kompleks GOR Aji Imbut
Tenggarong. Kepada sekitar 2.000 petani dan nelayan asal Kaltim
tersebut Awang Faroek meminta agar Kaltim mampu menjadi tuan rumah yang
baik dengan keramahan dan kesantunan.
"Anda patut berbangga, karena saat ini anda telah menjadi utusan Kaltim. Kita harus mampu menjadi tuan rumah yang baik dengan semangat keakraban dan kesantunan," seru Awang Faroek saat memberi sambutan sebelum pelepasan, Rabu (15/6). Kontingen Kaltim awalnya ditetapkan sekitar 1.500 orang, namun karena antusias petani dan nelayan Kaltim yang ingin berpartisipasi pada ajang nasional ini, maka jumlahnya bertambah hingga mencapai 2.000 orang.
Gubernur mengingatkan, para tamu daerah yang diperkirakan berjumlah lebih dari 30.000 orang harus diperlakukan dengan baik sehingga mereka merasa nyaman saat berada di kaltim. "Apa yang bisa kita bantu untuk mereka, harus kita bantu. Kita juga harus ramah dan santun kepada para tamu tersebut," pesan Gubernur lagi.
Di sisi lain sambutannya, Gubernur Awang Faroek mengajak masyarakat Kaltim untuk tidak malu menjadi petani. Pasalnya kata Gubernur, pekerjaan tani atau nelayan, bukanlah pekerjaan yang memalukan, bahkan kata Gubernur, Pemprov Kaltim sedang mengupayakan berbagai program untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas sebagai lokomotif ekonomi baru pasca berkurangnya kekayaan sumber daya alam tak terbarukan, migas dan batubara.
"Dulu, petani selalu identik dengan baju lusuh, bau dan miskin. Tetapi sekarang, pandangan seperti itu harus diubah. Apalagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi dukungan yang sangat baik demi kemajuan petani. Jadi, kita harus bangga menjadi petani dan nelayan," seru Awang Faroek.
Untuk membuktikan kebanggaan tersebut, Gubernur bahkan sempat meminta kontingen Kaltim menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menyebutkan pekerjaan mereka adalah petani dan nelayan. Beberapa orang yang menunjukkan KTP ternyata benar menyebutkan pekerjaannya adalah petani.
Selain itu, Gubernur Awang Faroek juga meminta agar setiap petani/nelayan harus memiliki jiwa kewirausahaan. Sebab tanpa membangkitkan jiwa kewirausahaan, maka petani/nelayan Kaltim tidak akan pernah maju alias stagnan.
"Saya ingat betul, waktu saya kecil. Petani itu sudah merasa cukup asal bisa makan. Mereka tidak pernah berpikir bagaimana usaha pertaniannya berkembang dan lebih maju. Nah, pola pikir seperti ini harus kita ubah. Petani Kaltim harus lebih maju dan modern. Petani dan nelayan Kaltim harus mampu mengambil manfaat besar dari pelaksanaan Penas ini," kata Awang memberi motivasi.
Hadir dalam pelepasan tersebut Wakil Gubernur Kaltim H. Farid Wadjdy, Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) HM Ghufron, Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kaltim, HM Yadi Sofiannor dan sejumlah pejabat di lingkup Pemprov Kaltim dan Pemkab Kukar.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Anda patut berbangga, karena saat ini anda telah menjadi utusan Kaltim. Kita harus mampu menjadi tuan rumah yang baik dengan semangat keakraban dan kesantunan," seru Awang Faroek saat memberi sambutan sebelum pelepasan, Rabu (15/6). Kontingen Kaltim awalnya ditetapkan sekitar 1.500 orang, namun karena antusias petani dan nelayan Kaltim yang ingin berpartisipasi pada ajang nasional ini, maka jumlahnya bertambah hingga mencapai 2.000 orang.
Gubernur mengingatkan, para tamu daerah yang diperkirakan berjumlah lebih dari 30.000 orang harus diperlakukan dengan baik sehingga mereka merasa nyaman saat berada di kaltim. "Apa yang bisa kita bantu untuk mereka, harus kita bantu. Kita juga harus ramah dan santun kepada para tamu tersebut," pesan Gubernur lagi.
Di sisi lain sambutannya, Gubernur Awang Faroek mengajak masyarakat Kaltim untuk tidak malu menjadi petani. Pasalnya kata Gubernur, pekerjaan tani atau nelayan, bukanlah pekerjaan yang memalukan, bahkan kata Gubernur, Pemprov Kaltim sedang mengupayakan berbagai program untuk pengembangan sektor pertanian dalam arti luas sebagai lokomotif ekonomi baru pasca berkurangnya kekayaan sumber daya alam tak terbarukan, migas dan batubara.
"Dulu, petani selalu identik dengan baju lusuh, bau dan miskin. Tetapi sekarang, pandangan seperti itu harus diubah. Apalagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberi dukungan yang sangat baik demi kemajuan petani. Jadi, kita harus bangga menjadi petani dan nelayan," seru Awang Faroek.
Untuk membuktikan kebanggaan tersebut, Gubernur bahkan sempat meminta kontingen Kaltim menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menyebutkan pekerjaan mereka adalah petani dan nelayan. Beberapa orang yang menunjukkan KTP ternyata benar menyebutkan pekerjaannya adalah petani.
Selain itu, Gubernur Awang Faroek juga meminta agar setiap petani/nelayan harus memiliki jiwa kewirausahaan. Sebab tanpa membangkitkan jiwa kewirausahaan, maka petani/nelayan Kaltim tidak akan pernah maju alias stagnan.
"Saya ingat betul, waktu saya kecil. Petani itu sudah merasa cukup asal bisa makan. Mereka tidak pernah berpikir bagaimana usaha pertaniannya berkembang dan lebih maju. Nah, pola pikir seperti ini harus kita ubah. Petani Kaltim harus lebih maju dan modern. Petani dan nelayan Kaltim harus mampu mengambil manfaat besar dari pelaksanaan Penas ini," kata Awang memberi motivasi.
Hadir dalam pelepasan tersebut Wakil Gubernur Kaltim H. Farid Wadjdy, Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) HM Ghufron, Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kaltim, HM Yadi Sofiannor dan sejumlah pejabat di lingkup Pemprov Kaltim dan Pemkab Kukar.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM