
SAMARINDA. Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak mengimbau seluruh
perusahaan perkebunan kelapa sawit, khususnya yang beroperasi di wilayah
Kabupaten Kutai Timur untuk memanfaatkan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Maloy. Baik untuk diolah menjadi produk industri hilir melalui kawasan
industri yang ada, maupun dikirim melalui Pelabuhan Internasional yang ada di
KEK Maloy.
"Mulai bulan depan perusahaan
sawit harus bawa produksinya di Kutim. Jika selama ini ke Berau, sekarang harus
sudah didistribusikan melalui Pelabuhan Internasional Maloy," tegas Gubernur
Faroek saat memimpin rapat evaluasi sektor perkebunan, di Kantor Gubernur
Kaltim, Kamis (20/10).
Gubernur menilai, perusahaan
sawit seharusnya memanfaatkan keberadaan KEK. Apalagi KEK Maloy merupakan salah
satu kawasan industri andalan di luar Pulau Jawa.
"Sekarang sudah banyak perusahaan
dari luar negeri yang masuk. Mulai dari Korea, Singapore, dan terakhir dari Rusia.
Karenanya silahkan manfaatkan dengan baik," sebutnya.
Berkaitan rapat evaluasi sektor
perkebunan, gubernur berharap program pembangunan pada sektor perkebunan sesuai
target. Sebab gilirannya sektor baru terbarukan seperti perkebunan dan
pertanian yang akan menjadi sumber pendapatan daerah.
"Sebagai contoh program dua juta hektare
lahan sawit yang dicanangkan, maupun program integrasi sapi -- sawit. Ini harus
berhasil. Kalau berhasil program sapi - sawit juga akan berhasil. Target dua
juta ekor sapi juga akan dengan mudah tercapai," sebutnya.
Sementara Sekprov Kaltim, Rusmadi
mengatakan, rapat evaluasi dilakukan untuk mensinkronkan data sektoral dan
ruang antara Pemprov dan Pemkab/Pemkot se Kaltim.
"Sektor perkebunan maupun sektor
lain harus bicara data. Dengan data kita bisa mengukur berapa persen kontribusi
terhadap PDRB. Belum lagi serapan tenaga kerja. Apalagi ke depan kita melirik
sektor perkebunan untuk pengerak perekonomian meningkatkan harkat martabat masyarakat,"
urainya.
Hal lain yang penting dibahas
soal perizinan. Jangan sampai ada hambatan, sebab hambatan perizinan dapat
menghambat investasi masuk.(diskominfo
kaltim/arf)
SUMBER : DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA